Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah meraih gelar juara dunia keduanya, diikuti Rizki Juniansyah yang membawa pulang medali perak pada persaingan kelas 73kg Kejuaraan Dunia 2022 di Bogota, Kolombia, Sabtu.
Pada kejuaraan yang merupakan salah satu ajang perebutan poin menuju Olimpiade Paris 2024 itu, Rahmat, yang memulai persaingan di Grup B, berhasil melampaui total angkatan para pesaingnya dari Grup A. Peraih perunggu Olimpiade Tokyo itu mempertahankan gelar juara dunia yang diraih pada 2021 setelah mencatatkan angkatan total 352kg (152 snatch dan 200kg clean and jerk), demikian catatan IWF.
Hasil clean and jerk yang diukir Rahmat di Bogota itu juga menjadi rekor baru, memecahkan rekor dunia sebelumnya yang dipegang lifter China Shi Zhiyong sejak Kejuaraan Dunia 2019 dengan angkatan 197kg.
Catatan tersebut sekaligus mempertajam catatan sebelumnya ketika pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 di Tashkent, Uzbekistan, Rahmat membawa pulang medali emas setelah meraih total angkatan 343kg (snatch 151kg dan clean and jerk 192kg).
Sementara itu, Rizki Juniansyah yang memulai persaingan di Grup A meraih satu medali emas untuk kategori snatch dan dua perak pada clean and jerk dan total angkatan.
Rizky mencatatkan total angkatan 347kg, dengan snatch 155kg dan clean and jerk 192kg. Dia sempat berusaha memecahkan rekor dunia junior snatch 158kg pada kesempatan ketiga, namun gagal.
Medali perunggu kelas 73kg diraih oleh lifter Kazakhstan Alexey Churkin yang membukukan total angkatan 343kg (153kg snatch dan 190kg clean and jerk).
Pelatih angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan sengaja melakukan strategi agar kedua lifter Indonesia itu tidak bertarung dalam grup yang sama.
"Agar mereka menikmati karena pertarungan grup terpisah waktunya sehingga keduanya bisa bertarung dengan aman. Akhirnya mereka mampu meraih yang terbaik. Saya berharap mereka ke depannya tetap konsisten dan mampu lolos Olimpiade 2024," kata Dirdja melalui pesan tertulis kepada media di Jakarta, Sabtu.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Pada kejuaraan yang merupakan salah satu ajang perebutan poin menuju Olimpiade Paris 2024 itu, Rahmat, yang memulai persaingan di Grup B, berhasil melampaui total angkatan para pesaingnya dari Grup A. Peraih perunggu Olimpiade Tokyo itu mempertahankan gelar juara dunia yang diraih pada 2021 setelah mencatatkan angkatan total 352kg (152 snatch dan 200kg clean and jerk), demikian catatan IWF.
Hasil clean and jerk yang diukir Rahmat di Bogota itu juga menjadi rekor baru, memecahkan rekor dunia sebelumnya yang dipegang lifter China Shi Zhiyong sejak Kejuaraan Dunia 2019 dengan angkatan 197kg.
Catatan tersebut sekaligus mempertajam catatan sebelumnya ketika pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 di Tashkent, Uzbekistan, Rahmat membawa pulang medali emas setelah meraih total angkatan 343kg (snatch 151kg dan clean and jerk 192kg).
Sementara itu, Rizki Juniansyah yang memulai persaingan di Grup A meraih satu medali emas untuk kategori snatch dan dua perak pada clean and jerk dan total angkatan.
Rizky mencatatkan total angkatan 347kg, dengan snatch 155kg dan clean and jerk 192kg. Dia sempat berusaha memecahkan rekor dunia junior snatch 158kg pada kesempatan ketiga, namun gagal.
Medali perunggu kelas 73kg diraih oleh lifter Kazakhstan Alexey Churkin yang membukukan total angkatan 343kg (153kg snatch dan 190kg clean and jerk).
Pelatih angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan sengaja melakukan strategi agar kedua lifter Indonesia itu tidak bertarung dalam grup yang sama.
"Agar mereka menikmati karena pertarungan grup terpisah waktunya sehingga keduanya bisa bertarung dengan aman. Akhirnya mereka mampu meraih yang terbaik. Saya berharap mereka ke depannya tetap konsisten dan mampu lolos Olimpiade 2024," kata Dirdja melalui pesan tertulis kepada media di Jakarta, Sabtu.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022