Sejumlah wisatawan asing asal Amerika dan Perancis ikut meramaikan permainan tradisional dalam festival ujung barat di Desa Wisata Jaboi, Sabang yang berlangsung sejak dua hari ini.
"Kegiatan festival ujung barat ini telah mampu menarik para wisatawan asing,” kata Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh T Hendra Faisal, di Banda Aceh, Senin.
Hendra mengatakan, para wisatawan asing tersebut sangat menikmati permainan tradisional berupa egkrang, yaitu permainan dengan berjalan menggunakan batok kelapa dan seutas tali rapia.
Terlihat, mereka juga menikmati jajanan di event tersebut seperti kopi, kue tradisional dan membeli beberapa kerajinan produk dari desa wisata di Sabang.
"Saat ini kami fokus untuk mengembangkan event di desa wisata. Festival Ujung Barat ini jadi momentum kami untuk mengembangkan desa wisata melalui kearifan lokal," ujarnya.
Hendra menjelaskan, perubahan perjalanan wisatawan dari pariwisata massal (mass tourism) ke pariwisata alternatif (alternative tourism) harus dijadikan batu pijakan untuk menyiapkan hingga mengembangkan potensi desa wisata guna menyambut perubahan.
Tentu, kata Hendra, pengembangan itu harus sesuai dengan kearifan lokal setempat, tanpa meninggalkan budaya serta keseniannya. Di mana sudah banyak contoh di Indonesia yang bahwa kegiatan desa wisata bisa maju dengan menampilkan kearifan lokalnya.
“Kolaborasi dan inovasi jadi kunci untuk pengembangan desa wisata. Tentunya dengan menjunjung nilai-nilai budaya, seperti tagline kita ‘Lestarikan Budaya, Majukan Pariwisata’,” katanya.
Dalam kesempatan itu, seorang wisatawan asing dari Amerika, Peter mengakui baru pertama kali berkunjung ke Sabang dan mendapat sambutan yang hangat dari warga setempat.
Dirinya juga menyebutkan bahwa permainan tradisional cukup menarik meskipun dirinya susah payah untuk menggunakan egkrang.
"Saya baru pertama kali ke sini. Ini cukup menarik, anda lihat saya tadi seperti kesulitan untuk bermain itu (egkrang), tetapi saya suka,” kata Peter.
Selain permainan egkrang, dalam event itu juga banyak permainan tradisional seperti tarik tambang, layang klueng dan lainnya. Kemudian, juga ada atraksi budaya lokal yang ditampilkan selama event itu berlangsung.
Sementara itu, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi menyebutkan, permainan tradisional itu merupakan bagian dari ujung barat festival dengan tujuan mempromosikan potensi wisata melalui nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal.
"Ini merupakan bagian dari upaya mempromosikan keunggulan desa-desa wisata yang ada di Sabang, salah satunya melalui permainan tradisional ini,” kata Reza Fahlevi.
Kemudian, lanjut Reza, potensi pariwisata yang ada di Sabang tidak hanya berupa wisata bahari saja, melainkan juga berasal dari berbagai potensi lainnya yang bisa digali seperti tradisi, budaya, sejarah, dan sebagainya.
"Saya pikir kegiatan-kegiatan seperti ini harus terus ada di Sabang untuk menambah daya tarik bagi wisatawan. Sabang ini punya banyak sekali daya tarik, bukan hanya bahari saja nya, padahal bukan itu saja, tetapi juga ada tradisi, budaya dan sejarah," demikian Reza Fahlevi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Kegiatan festival ujung barat ini telah mampu menarik para wisatawan asing,” kata Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh T Hendra Faisal, di Banda Aceh, Senin.
Hendra mengatakan, para wisatawan asing tersebut sangat menikmati permainan tradisional berupa egkrang, yaitu permainan dengan berjalan menggunakan batok kelapa dan seutas tali rapia.
Terlihat, mereka juga menikmati jajanan di event tersebut seperti kopi, kue tradisional dan membeli beberapa kerajinan produk dari desa wisata di Sabang.
"Saat ini kami fokus untuk mengembangkan event di desa wisata. Festival Ujung Barat ini jadi momentum kami untuk mengembangkan desa wisata melalui kearifan lokal," ujarnya.
Hendra menjelaskan, perubahan perjalanan wisatawan dari pariwisata massal (mass tourism) ke pariwisata alternatif (alternative tourism) harus dijadikan batu pijakan untuk menyiapkan hingga mengembangkan potensi desa wisata guna menyambut perubahan.
Tentu, kata Hendra, pengembangan itu harus sesuai dengan kearifan lokal setempat, tanpa meninggalkan budaya serta keseniannya. Di mana sudah banyak contoh di Indonesia yang bahwa kegiatan desa wisata bisa maju dengan menampilkan kearifan lokalnya.
“Kolaborasi dan inovasi jadi kunci untuk pengembangan desa wisata. Tentunya dengan menjunjung nilai-nilai budaya, seperti tagline kita ‘Lestarikan Budaya, Majukan Pariwisata’,” katanya.
Dalam kesempatan itu, seorang wisatawan asing dari Amerika, Peter mengakui baru pertama kali berkunjung ke Sabang dan mendapat sambutan yang hangat dari warga setempat.
Dirinya juga menyebutkan bahwa permainan tradisional cukup menarik meskipun dirinya susah payah untuk menggunakan egkrang.
"Saya baru pertama kali ke sini. Ini cukup menarik, anda lihat saya tadi seperti kesulitan untuk bermain itu (egkrang), tetapi saya suka,” kata Peter.
Selain permainan egkrang, dalam event itu juga banyak permainan tradisional seperti tarik tambang, layang klueng dan lainnya. Kemudian, juga ada atraksi budaya lokal yang ditampilkan selama event itu berlangsung.
Sementara itu, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi menyebutkan, permainan tradisional itu merupakan bagian dari ujung barat festival dengan tujuan mempromosikan potensi wisata melalui nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal.
"Ini merupakan bagian dari upaya mempromosikan keunggulan desa-desa wisata yang ada di Sabang, salah satunya melalui permainan tradisional ini,” kata Reza Fahlevi.
Kemudian, lanjut Reza, potensi pariwisata yang ada di Sabang tidak hanya berupa wisata bahari saja, melainkan juga berasal dari berbagai potensi lainnya yang bisa digali seperti tradisi, budaya, sejarah, dan sebagainya.
"Saya pikir kegiatan-kegiatan seperti ini harus terus ada di Sabang untuk menambah daya tarik bagi wisatawan. Sabang ini punya banyak sekali daya tarik, bukan hanya bahari saja nya, padahal bukan itu saja, tetapi juga ada tradisi, budaya dan sejarah," demikian Reza Fahlevi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022