Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyambut refleksi 18 tahun tsunami samudera hindia (Aceh) dengan pelaksanaan seminar internasional, hal itu karena peristiwa tersebut telah menjadi sebuah pengetahuan dan warisan dokumenter.
"Arsip tsunami samudera hindia ini juga telah diakui UNESCO sebagai MoW pada 30 Oktober 2017 lalu," kata Kepala Biro Perencanaan dan Humas ANRI F Kristiartono, dalam keterangan yang diterima di Banda Aceh, Senin.
Kristiartono mengatakan, pada refleksi 18 tahun tsunami Aceh ini, ANRI menggelar seminar internasional bertajuk “Menuju Pusat Arsip Pandemi dan Kebencanaan". Tragedi tsunami Aceh menjadi pembelajaran, pengetahuan dan Warisan dokumenter.
Pelaksanaan seminar internasional tersebut bekerja sama dengan Pemerintah Aceh dan Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, pada Selasa (13/12), secara daring melalui aplikasi zoom cloud meeting dan secara luring di Gedung AAC Dayan Dawood USK.
Kegiatan tersebut, kata Kristiartono, dibuka langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Annas. Turut hadir Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Pj Gubernur Aceh.
"Para pimpinan lembaga kearsipan di wilayah Asia Tenggara pun turut hadir secara luring dan daring pada acara seminar internasional ini," ujarnya.
Dirinya menjelaskan, seminar tersebut akan menjadi momen penting untuk mensosialisasikan keberhasilan penominasian arsip tsunami samudera hindia sebagai Memory of the World (MoW).
Dengan diakuinya arsip tsunami sebagai MoW oleh UNESCO, lanjut Kristiartono, maka informasi penanggulangan bencana tsunami yang terekam dalam arsip juga diharapkan dapat diakses dengan mudah oleh publik.
Sehingga bisa dijadikan bahan pembelajaran dan referensi pengambilan keputusan serta kebijakan mitigasi dan penanggulangan bencana.
"Arsip tersebut merekam peristiwa bencana tsunami, proses mitigasi, serta proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana," katanya.
Dirinya menuturkan, Arsip tsunami Aceh yang diakui UNESCO itu terdiri dari tekstual sepanjang 9,3 km linier, arsip foto 500 lembar, rekaman suara 196 kaset, video magnetik 13 kaset, serta elektronik dalam bentuk CD/DVD 1.230 keping.
"Saat itu, penominasian arsip tsunami samudera hindia dilakukan melalui nominasi bersama (joint nomination) antara Indonesia dengan Sri Lanka," demikian Kristiartono
Sebagai informasi, pada seminar internasional ini juga dilaksanakan penandatanganan executive program antara ANRI dan national archives of Singapore dan penandatanganan Nota Kesepahaman antara ANRI dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Arsip tsunami samudera hindia ini juga telah diakui UNESCO sebagai MoW pada 30 Oktober 2017 lalu," kata Kepala Biro Perencanaan dan Humas ANRI F Kristiartono, dalam keterangan yang diterima di Banda Aceh, Senin.
Kristiartono mengatakan, pada refleksi 18 tahun tsunami Aceh ini, ANRI menggelar seminar internasional bertajuk “Menuju Pusat Arsip Pandemi dan Kebencanaan". Tragedi tsunami Aceh menjadi pembelajaran, pengetahuan dan Warisan dokumenter.
Pelaksanaan seminar internasional tersebut bekerja sama dengan Pemerintah Aceh dan Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, pada Selasa (13/12), secara daring melalui aplikasi zoom cloud meeting dan secara luring di Gedung AAC Dayan Dawood USK.
Kegiatan tersebut, kata Kristiartono, dibuka langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Annas. Turut hadir Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Pj Gubernur Aceh.
"Para pimpinan lembaga kearsipan di wilayah Asia Tenggara pun turut hadir secara luring dan daring pada acara seminar internasional ini," ujarnya.
Dirinya menjelaskan, seminar tersebut akan menjadi momen penting untuk mensosialisasikan keberhasilan penominasian arsip tsunami samudera hindia sebagai Memory of the World (MoW).
Dengan diakuinya arsip tsunami sebagai MoW oleh UNESCO, lanjut Kristiartono, maka informasi penanggulangan bencana tsunami yang terekam dalam arsip juga diharapkan dapat diakses dengan mudah oleh publik.
Sehingga bisa dijadikan bahan pembelajaran dan referensi pengambilan keputusan serta kebijakan mitigasi dan penanggulangan bencana.
"Arsip tersebut merekam peristiwa bencana tsunami, proses mitigasi, serta proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana," katanya.
Dirinya menuturkan, Arsip tsunami Aceh yang diakui UNESCO itu terdiri dari tekstual sepanjang 9,3 km linier, arsip foto 500 lembar, rekaman suara 196 kaset, video magnetik 13 kaset, serta elektronik dalam bentuk CD/DVD 1.230 keping.
"Saat itu, penominasian arsip tsunami samudera hindia dilakukan melalui nominasi bersama (joint nomination) antara Indonesia dengan Sri Lanka," demikian Kristiartono
Sebagai informasi, pada seminar internasional ini juga dilaksanakan penandatanganan executive program antara ANRI dan national archives of Singapore dan penandatanganan Nota Kesepahaman antara ANRI dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022