Tidak mudah bagi tim nasional Indonesia untuk menang, bahkan membobol gawang Vietnam pada laga leg pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat, mulai pukul 16.30 WIB.
Vietnam datang ke fase empat besar tersebut dengan catatan mentereng. Skuad asuhan pelatih asal Korea Selatan Park Hang-seo itu merupakan satu-satunya kesebelasan yang tidak pernah kebobolan di fase penyisihan grup.
Juru taktik Indonesia, Shin Tae-yong, menyadari benar hal itu. Namun, pria senegara Park Hang-seo tersebut juga resah lantaran skuadnya yang "angin-anginan" di depan gawang lawan.
Kata "kecewa" kerap terlontar dari mulut Shin saat dia berkisah tentang performa menyerang anak-anak asuhnya. Mereka tidak efektif dan sering membuang-buang peluang.
Pada laga menghadapi Thailand, 29 Desember 2022, misalnya, Indonesia yang mengarahkan tiga percobaan ke tepat ke gawang harus bermain imbang 1-1. Padahal, dalam laga itu, Thailand cuma menghasilkan satu sepakan pas.
Lalu,Senin (2/1), Indonesia cuma membuat dua gol ke gawang Filipina meski menciptakan total 16 tembakan, dengan tujuh di antaranya tepat sasaran dan sembilan melenceng. Partai ini berakhir 2-1 untuk kemenangan Indonesia tetapi skor itu tidak cukup untuk membuat skuad "Garuda" merengkuh status juara Grup A.
Artinya, untuk menundukkan Vietnam di kandang sendiri, ketajaman sangat diperlukan.
Vietnam, dengan pertahanannya yang sangat terorganisasi, tentu tidak akan memberikan banyak ruang gerak untuk Indonesia. Oleh sebab itu, satu peluang bakal sangat berharga.
Dari sudut pandang kemampuan teknis pemain, Indonesia sejatinya tidak bermasalah. Nama-nama di lini depan seperti Egy Maulana, Witan Sulaeman, Ilija Spasojevic dan Dendy Sulistyawan sudah menelan banyak pengalaman baik di level nasional maupun internasional.
Yang jadi soal adalah perkara mental. Seluruh personel skuad "Garuda" wajib tenang dan fokus ketika berada di hadapan kiper lawan. Mereka harus percaya dengan kemampuan diri sendiri.
Kesalahan merupakan wadah untuk terus belajar. Timnas Indonesia tidak boleh mengarungi dan terus tenggelam di dalamnya. Kalau mau merengkuh gelar Piala AFF untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, kegagalan mesti dijadikan pelajaran.
Seperti kata petenis ternama Amerika Serikat (AS) Serena Williams, "Mereka para juara tidak dinilai dari kemenangannya, tetapi dari bagaimana mereka bangkit setelah jatuh".
Strategi
Salah satu kunci solidnya pertahanan timnas Vietnam di Piala AFF 2022 yaitu mereka memiliki pemain-pemain berkualitas di posisinya masing-masing.
Di bek tengah, misalnya, nama pemain bertinggi badan 1,82 meter Nguyen Thanh Chung dan Do Duy Manh (tinggi 1,8 meter). Mereka berdua hanya absen ketika Vietnam ditahan 0-0 oleh Singapura.
Selain itu, sosok gelandang Do Hung Dung juga patut diwaspadai. Do, yang tidak pernah absen di Piala AFF 2022, fasih berperan sebagai gelandang tengah maupun bertahan.
Sejauh ini, Do sudah membuat satu gol dan satu "assist" untuk Vietnam di Piala AFF 2022.
Di tangan Park Hang-seo, Vietnam tidak terpaku pada pola empat bek di belakang. Mereka bisa bermain dengan tiga atau lima bek.
Sejatinya, strategi demikian juga beberapa kali digunakan Shin Tae-yong di Indonesia, tetapi di Piala AFF 2022, dia lebih condong menggunakan empat bek.
Melihat hal itu, Indonesia yang sering menumpukan serangan ke sisi sayap dapat memaksimalkan upayanya. Operan-operan silang ke kotak penalti lawan dapat memunculkan bahaya yang berpotensi gol.
Meski begitu, variasi taktik juga dibutuhkan skuad "Garuda". Aliran bola ke tengah untuk selanjutnya diubah ke percobaan terobosan dapat menjadi salah satu opsi serangan.
Distribusi bola yang diperlukan Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut akan sangat terbantu dengan kembalinya bek tengah Jordi Amat ke skuad.
Jordi, yang absen saat Indonesia menghadapi Filipina pada pertandingan terakhir Grup A Piala AFF 2022 kontra Filipina, Senin (2/1), karena akumulasi kartu kuning, diyakini Shin Tae-yong dapat membawa perubahan.
Kala dirinya absen, ketiadaan pemain naturalisasi dari Spanyol itu cukup terasa. Selain karena kedewasaan mentalnya, Jordi juga memiliki kemampuan distribusi bola yang bagus.
Berdasarkan pencatat statistik lapangbola.com, pada dua pertandingan yang diikutinya di Piala AFF 2022 yakni versus Kamboja dan Brunei Darussalam, Jordi Amat membuat rata-rata 77,5 umpan dengan akurasi 93 persen.
Pesepak bola yang pernah berkarier di klub Eropa layaknya Espanyol, Real Betis dan Swansea City tersebut juga menciptakan rata-rata dua peluang, tiga tekel dan tiga halauan per pertandingan.
"Dengan pengalamannya yang banyak, Jordi akan memimpin tim dengan baik agar Indonesia bisa menang. Jordi pemain yang sangat bagus dan saya percaya kepadanya," tutur Shin.
Sementara pelatih timnas Vietnam Park Hang-seo menegaskan, skuadnya siap secara mental dan fisik untuk melawan Indonesia.
Seluruh pemain Vietnam dalam kondisi bagus meski mereka tidak menjalani latihan di lapangan pada Rabu (4/1) di Jakarta.
Kegiatan itu dibatalkan oleh Park karena anak-anak asuhnya masih kelelahan selepas perjalanan dari Hanoi. Latihan pun dipindahkan ke pusat kebugaran.
Timnas Vietnam pun dipastikan tidak akan terganggu dengan persoalan nonteknis seperti suporter dan perubahan jadwal sepak mula pertandingan.
Soal jadwal, awalnya pertandingan Indonesia versus Vietnam di SUGBK akan dimulai pukul 19.30 WIB. Namun, dengan alasan keamanan, jadwal pertandingan dipercepat menjadi pukul 16.30 WIB.
"Kami sangat siap untuk pertandingan besok baik mental maupun fisik. Untuk jadwal yang berubah berkaitan isu keamanan, itu bukan urusan saya, tetapi Indonesia adalah tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan harus menemukan solusi terkait hal tersebut," kata Park.
Dari catatan pertemuan kedua tim, Indonesia memiliki rekor kemenangan yang lebih baik. Dikutip dari laman 11v11.com, Indonesia dan Vietnam sudah 25 kali bertanding sejak tahun 1991. Selama itu, Indonesia menang delapan kali, kalah tujuh kali dan sisanya tuntas dengan hasil imbang.
Setidak-tidaknya dalam enam tahun terakhir, Indonesia selalu kesulitan saat menghadapi Vietnam. Sejak 7 Desember 2016, Indonesia dua kali imbang dan dua kali takluk saat bersua Vietnam.
Selain itu, pelatih Shin Tae-yong pun belum pernah menang atas Vietnam asuhan Park Hang-seo. Akan menarik melihat dua pelatih itu beradu taktik, apalagi kiprah mereka selalu ada di bawah sorotan media Korea Selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Vietnam datang ke fase empat besar tersebut dengan catatan mentereng. Skuad asuhan pelatih asal Korea Selatan Park Hang-seo itu merupakan satu-satunya kesebelasan yang tidak pernah kebobolan di fase penyisihan grup.
Juru taktik Indonesia, Shin Tae-yong, menyadari benar hal itu. Namun, pria senegara Park Hang-seo tersebut juga resah lantaran skuadnya yang "angin-anginan" di depan gawang lawan.
Kata "kecewa" kerap terlontar dari mulut Shin saat dia berkisah tentang performa menyerang anak-anak asuhnya. Mereka tidak efektif dan sering membuang-buang peluang.
Pada laga menghadapi Thailand, 29 Desember 2022, misalnya, Indonesia yang mengarahkan tiga percobaan ke tepat ke gawang harus bermain imbang 1-1. Padahal, dalam laga itu, Thailand cuma menghasilkan satu sepakan pas.
Lalu,Senin (2/1), Indonesia cuma membuat dua gol ke gawang Filipina meski menciptakan total 16 tembakan, dengan tujuh di antaranya tepat sasaran dan sembilan melenceng. Partai ini berakhir 2-1 untuk kemenangan Indonesia tetapi skor itu tidak cukup untuk membuat skuad "Garuda" merengkuh status juara Grup A.
Artinya, untuk menundukkan Vietnam di kandang sendiri, ketajaman sangat diperlukan.
Vietnam, dengan pertahanannya yang sangat terorganisasi, tentu tidak akan memberikan banyak ruang gerak untuk Indonesia. Oleh sebab itu, satu peluang bakal sangat berharga.
Dari sudut pandang kemampuan teknis pemain, Indonesia sejatinya tidak bermasalah. Nama-nama di lini depan seperti Egy Maulana, Witan Sulaeman, Ilija Spasojevic dan Dendy Sulistyawan sudah menelan banyak pengalaman baik di level nasional maupun internasional.
Yang jadi soal adalah perkara mental. Seluruh personel skuad "Garuda" wajib tenang dan fokus ketika berada di hadapan kiper lawan. Mereka harus percaya dengan kemampuan diri sendiri.
Kesalahan merupakan wadah untuk terus belajar. Timnas Indonesia tidak boleh mengarungi dan terus tenggelam di dalamnya. Kalau mau merengkuh gelar Piala AFF untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, kegagalan mesti dijadikan pelajaran.
Seperti kata petenis ternama Amerika Serikat (AS) Serena Williams, "Mereka para juara tidak dinilai dari kemenangannya, tetapi dari bagaimana mereka bangkit setelah jatuh".
Strategi
Salah satu kunci solidnya pertahanan timnas Vietnam di Piala AFF 2022 yaitu mereka memiliki pemain-pemain berkualitas di posisinya masing-masing.
Di bek tengah, misalnya, nama pemain bertinggi badan 1,82 meter Nguyen Thanh Chung dan Do Duy Manh (tinggi 1,8 meter). Mereka berdua hanya absen ketika Vietnam ditahan 0-0 oleh Singapura.
Selain itu, sosok gelandang Do Hung Dung juga patut diwaspadai. Do, yang tidak pernah absen di Piala AFF 2022, fasih berperan sebagai gelandang tengah maupun bertahan.
Sejauh ini, Do sudah membuat satu gol dan satu "assist" untuk Vietnam di Piala AFF 2022.
Di tangan Park Hang-seo, Vietnam tidak terpaku pada pola empat bek di belakang. Mereka bisa bermain dengan tiga atau lima bek.
Sejatinya, strategi demikian juga beberapa kali digunakan Shin Tae-yong di Indonesia, tetapi di Piala AFF 2022, dia lebih condong menggunakan empat bek.
Melihat hal itu, Indonesia yang sering menumpukan serangan ke sisi sayap dapat memaksimalkan upayanya. Operan-operan silang ke kotak penalti lawan dapat memunculkan bahaya yang berpotensi gol.
Meski begitu, variasi taktik juga dibutuhkan skuad "Garuda". Aliran bola ke tengah untuk selanjutnya diubah ke percobaan terobosan dapat menjadi salah satu opsi serangan.
Distribusi bola yang diperlukan Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut akan sangat terbantu dengan kembalinya bek tengah Jordi Amat ke skuad.
Jordi, yang absen saat Indonesia menghadapi Filipina pada pertandingan terakhir Grup A Piala AFF 2022 kontra Filipina, Senin (2/1), karena akumulasi kartu kuning, diyakini Shin Tae-yong dapat membawa perubahan.
Kala dirinya absen, ketiadaan pemain naturalisasi dari Spanyol itu cukup terasa. Selain karena kedewasaan mentalnya, Jordi juga memiliki kemampuan distribusi bola yang bagus.
Berdasarkan pencatat statistik lapangbola.com, pada dua pertandingan yang diikutinya di Piala AFF 2022 yakni versus Kamboja dan Brunei Darussalam, Jordi Amat membuat rata-rata 77,5 umpan dengan akurasi 93 persen.
Pesepak bola yang pernah berkarier di klub Eropa layaknya Espanyol, Real Betis dan Swansea City tersebut juga menciptakan rata-rata dua peluang, tiga tekel dan tiga halauan per pertandingan.
"Dengan pengalamannya yang banyak, Jordi akan memimpin tim dengan baik agar Indonesia bisa menang. Jordi pemain yang sangat bagus dan saya percaya kepadanya," tutur Shin.
Sementara pelatih timnas Vietnam Park Hang-seo menegaskan, skuadnya siap secara mental dan fisik untuk melawan Indonesia.
Seluruh pemain Vietnam dalam kondisi bagus meski mereka tidak menjalani latihan di lapangan pada Rabu (4/1) di Jakarta.
Kegiatan itu dibatalkan oleh Park karena anak-anak asuhnya masih kelelahan selepas perjalanan dari Hanoi. Latihan pun dipindahkan ke pusat kebugaran.
Timnas Vietnam pun dipastikan tidak akan terganggu dengan persoalan nonteknis seperti suporter dan perubahan jadwal sepak mula pertandingan.
Soal jadwal, awalnya pertandingan Indonesia versus Vietnam di SUGBK akan dimulai pukul 19.30 WIB. Namun, dengan alasan keamanan, jadwal pertandingan dipercepat menjadi pukul 16.30 WIB.
"Kami sangat siap untuk pertandingan besok baik mental maupun fisik. Untuk jadwal yang berubah berkaitan isu keamanan, itu bukan urusan saya, tetapi Indonesia adalah tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan harus menemukan solusi terkait hal tersebut," kata Park.
Dari catatan pertemuan kedua tim, Indonesia memiliki rekor kemenangan yang lebih baik. Dikutip dari laman 11v11.com, Indonesia dan Vietnam sudah 25 kali bertanding sejak tahun 1991. Selama itu, Indonesia menang delapan kali, kalah tujuh kali dan sisanya tuntas dengan hasil imbang.
Setidak-tidaknya dalam enam tahun terakhir, Indonesia selalu kesulitan saat menghadapi Vietnam. Sejak 7 Desember 2016, Indonesia dua kali imbang dan dua kali takluk saat bersua Vietnam.
Selain itu, pelatih Shin Tae-yong pun belum pernah menang atas Vietnam asuhan Park Hang-seo. Akan menarik melihat dua pelatih itu beradu taktik, apalagi kiprah mereka selalu ada di bawah sorotan media Korea Selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023