PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM), anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), menambah kapasitas produksi pupuk nasional melalui pembangunan pabrik pupuk NPK baru berkapasitas 500 ribu ton per tahun dan pengoperasian kembali pabrik urea PIM-1 berkapasitas 570 ribu ton.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dalam keterangan tertulis diterima di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan pabrik baru yang dimiliki PT PIM ini adalah karya anak bangsa karena mengadopsi teknologi proses milik PT Petrokimia Gresik yang juga merupakan anak perusahaan Pupuk Indonesia.

"Kontraktor pabrik ini adalah perusahaan BUMN, yaitu PT PP (Persero) Tbk. Kandungan TKDN proyek ini juga mencapai 85 persen," kata Bakir Pasaman menyebutkan.

BACA: Presiden Jokowi resmikan pabrik PT PIM Aceh, atasi persoalan pupuk petani

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh, Jumat.

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun, dengan nilai investasi sekitar Rp1,7 triliun yang meliputi pembangunan pabrik dan fasilitas pendukungnya seperti dermaga, gudang, dan lain-lain.

Bakir mengatakan sebagai BUMN yang berperan dalam penyediaan pupuk untuk kebutuhan nasional, kehadiran pabrik NPK PIM menjadi wujud nyata dalam memenuhi kebutuhan petani. 

Bakir mengungkapkan, kehadiran pabrik NPK PIM menambah produksi NPK Pupuk Indonesia Grup menjadi 3,5 juta ton per tahun. Produk pupuk pabrik NPK PIM diharapkan membantu memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh. Termasuk juga untuk kebutuhan pupuk non subsidi.

BACA: Menteri BUMN: Pabrik pupuk PIM tumbuhkan ekonomi masyarakat Aceh

Lebih lanjut, kata Bakir, PT PIM merupakan anak perusahaan Pupuk Indonesia, juga memiliki pabrik pupuk urea yaitu PIM 1 dan PIM 2 yang masing-masing berkapasitas 570.000 ton per tahun, sehingga total kapasitas produksi urea terpasang PT PIM sekitar 1,14 juta ton per tahun.

Pabrik PIM 1 sempat tidak beroperasi sejak 2012 karena tidak mendapat pasokan gas. Namun, sejak awal 2022, pabrik ini berhasil diaktifkan kembali setelah memperoleh pasokan gas.

"Dengan aktifnya pabrik tersebut turut memperkuat kemampuan PT PIM dalam pemenuhan kebutuhan pupuk nasional sebesar 570 ribu ton," kata Bakir Pasaman.

Sementara itu, Presiden RI Jokowi dalam sambutannya mengatakan hampir semua negara di dunia saat ini mengalami krisis pangan yang disebabkan di antaranya masalah pupuk. 

Jokowi menjelaskan bahwa tingginya harga pupuk disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah konflik Rusia dengan Ukraina. 

"Akhir-akhir ini setiap saya ke desa dan sawah bertemu para petani selalu ada keluhan tentang pupuk, apalagi pupuk bersubsidi. Kebutuhan pupuk NPK di Indonesia 13,5 juta ton sementara yang dipenuhi baru 3,5 juta ton. Ini yang harus kita atasi," ucap Jokowi.

BACA: Realisasi produksi pupuk urea PIM capai 526.580 ton

Jokowi menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian BUMN atas keberhasilan mengoperasikan kembali pabrik PIM-1 yang bertahun-tahun tidak beroperasi karena kurangnya pasokan gas. 

"Lalu saya tugaskan Menteri BUMN untuk menjalankan. Soal kebutuhan gas, nanti kita carikan sehingga kendala pupuk bisa diatasi karena bagaimana pun juga pupuk merupakan kebutuhan dasar kita," kata Presiden.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan pembangunan pabrik NPK PIM ini merupakan upaya BUMN dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama mengenai ketahanan pangan. 

"Proyek ini juga akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat Aceh dan diproyeksikan menambah PDRB Aceh sebesar 4,13 persen," kata Menteri BUMN.
 

Pewarta: Muhammad HSA

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023