Forum Bersama (Forbes) DPR RI dan DPD RI asal Aceh meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memilih atau menetapkan putra daerah yang akan menjadi Direktur Utama Bank Aceh Syariah (BAS).
"Selain untuk menjaga sirkulasi kepemimpinan perbankan di Aceh, memilih Dirut BAS yang juga orang Aceh diharapkan untuk menjaga martabat Aceh," kata Koordinator Forbes Aceh M Nasir Djamil dalam keterangannya, di Banda Aceh, Selasa.
Hal itu disampaikan setelah adanya kesepakatan seluruh anggota Forbes dalam rapat koordinasi dan konsultasi dengan Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, di Jakarta.
Selain Pj Gubernur Aceh, rapat koordinasi tersebut juga dihadiri Sekda Bustami Hamzah, Kepala Bappeda Aceh Teuku Ahmad Dadek. Kemudian dari Forbes dihadiri M Nasir Djamil, Illiza Sa’aduddin Djamal, Muslim, Fadhlullah, Nazaruddin Dek Gam, Irmawan, TA Khalid, dan Fachrul Razi.
Nasir menuturkan, pihaknya sangat menyesalkan lambatnya penetapan Dirut BAS definitif. Padahal kehadiran seorang direktur dibutuhkan untuk menggerakkan bank daerah itu guna menunjang pembiayaan di sektor riil, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pembiayaan lainnya yang diharapkan bisa mengangkat ekonomi rakyat kelas bawah.
"Ke depan, Dirut BAS harus mampu menjadikan bank milik rakyat Aceh itu menjadi “celengan” rakyat, bukan Gubernur Aceh. Maka, ia berharap BAS benar-benar dapat membantu meningkatkan ekonomi Aceh sehingga bisa bersaing dengan daerah lainnya," ujarnya.
Karena itu, Nasir meminta seorang Direktur BAS nantinya harus orang Aceh, dan itu merupakan harga mati atau tidak ada negosiasi. Meskipun kandidatnya belum memiliki kompetensi yang sempurna, namun hal itu bisa “learning by doing” dalam perjalanannya ke depan.
"Jika bukan orang Aceh, Forbes akan menolak dan menyampaikannya ke OJK Pusat. Kami ingin pemilihan dan penetapan Dirut BAS jangan lama-lama," demikian M Nasir Djamil.
Untuk diketahui, proses penjaringan Direktur Bank Aceh Syariah ini telah berlangsung lama sejak Oktober 2022 lalu. Namun, sampai hari ini belum ada keputusan pasti siapa yang bakal memimpin bank daerah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Selain untuk menjaga sirkulasi kepemimpinan perbankan di Aceh, memilih Dirut BAS yang juga orang Aceh diharapkan untuk menjaga martabat Aceh," kata Koordinator Forbes Aceh M Nasir Djamil dalam keterangannya, di Banda Aceh, Selasa.
Hal itu disampaikan setelah adanya kesepakatan seluruh anggota Forbes dalam rapat koordinasi dan konsultasi dengan Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, di Jakarta.
Selain Pj Gubernur Aceh, rapat koordinasi tersebut juga dihadiri Sekda Bustami Hamzah, Kepala Bappeda Aceh Teuku Ahmad Dadek. Kemudian dari Forbes dihadiri M Nasir Djamil, Illiza Sa’aduddin Djamal, Muslim, Fadhlullah, Nazaruddin Dek Gam, Irmawan, TA Khalid, dan Fachrul Razi.
Nasir menuturkan, pihaknya sangat menyesalkan lambatnya penetapan Dirut BAS definitif. Padahal kehadiran seorang direktur dibutuhkan untuk menggerakkan bank daerah itu guna menunjang pembiayaan di sektor riil, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pembiayaan lainnya yang diharapkan bisa mengangkat ekonomi rakyat kelas bawah.
"Ke depan, Dirut BAS harus mampu menjadikan bank milik rakyat Aceh itu menjadi “celengan” rakyat, bukan Gubernur Aceh. Maka, ia berharap BAS benar-benar dapat membantu meningkatkan ekonomi Aceh sehingga bisa bersaing dengan daerah lainnya," ujarnya.
Karena itu, Nasir meminta seorang Direktur BAS nantinya harus orang Aceh, dan itu merupakan harga mati atau tidak ada negosiasi. Meskipun kandidatnya belum memiliki kompetensi yang sempurna, namun hal itu bisa “learning by doing” dalam perjalanannya ke depan.
"Jika bukan orang Aceh, Forbes akan menolak dan menyampaikannya ke OJK Pusat. Kami ingin pemilihan dan penetapan Dirut BAS jangan lama-lama," demikian M Nasir Djamil.
Untuk diketahui, proses penjaringan Direktur Bank Aceh Syariah ini telah berlangsung lama sejak Oktober 2022 lalu. Namun, sampai hari ini belum ada keputusan pasti siapa yang bakal memimpin bank daerah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023