Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur menggalakkan program itikaf sambil belajar di masjid untuk mengantisipasi dan mencegah tawuran dan kenakalan remaja lainnya.
"Bukan hanya peserta didik, namun seluruh guru ikut dilibatkan dalam program mingguan tersebut," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Timur Saiful Basri di Aceh Timur, Selasa.
Meskipun tidak serentak secara menyeluruh, namun kegiatan keagamaan tersebut merata dilaksanakan tiap sekolah yang berdekatan dengan masjid. Program tersebut melibatkan pelajar SD dan SMP.
“Lokasinya masjid, di mana para pelahar diawali dengan salat dhuha dan dilanjutkan itikaf sambil mendengar tausiah dari ulama setempat yang diundang secara khusus mengisi kegiatan ini,” kata Saiful.
Program tersebut sejalan dengan penerapan kurikulum dayah ke dalam kurikulum sekolah umum, sehingga mata pelajaran muatan lokal menjadi jam tambahan Pendidikan Agama Islam (PAI).
“Program ini sudah berjalan lama dengan prinsip menjadikan pengawasan syariat Islam secara maksimal di Aceh Timur, sehingga perlu dilakukan dengan menyasar pelajar usia SD dan SMP,” kata Saiful Basri.
Melalui pendekatan-pendekatan yang agamis, mantan Kepala SMAN 1 Idi ini menilai, secara perlahan akan mendekatkan pelajar dengan masjid, sehingga masjid akan lebih makmur.
“Tentu program ini perlu dukungan semua pihak, baik panitia masjid, komite sekolah dan orangtua/wali, sehingga belajar PAI akan mengubah karakter anak didik menjadi insan yang beriman, mandiri dan islami,” kata Saiful Basri.
Pendekatan pelajar dengan masjid, tentu akan menjauhkan dari sifat-sifat tercela, termasuk kenakalan remaja dan tawuran antar pelajar. Kondisi tersebut perlu dicegah sejak dini melalui pendekatan program itikaf di masjid.
“Sekolah-sekolah yang berjauhan dengan masjid, maka dapat memanfaatkan musala desa maupun musala sekolah,” kata Saiful Basri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Bukan hanya peserta didik, namun seluruh guru ikut dilibatkan dalam program mingguan tersebut," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Timur Saiful Basri di Aceh Timur, Selasa.
Meskipun tidak serentak secara menyeluruh, namun kegiatan keagamaan tersebut merata dilaksanakan tiap sekolah yang berdekatan dengan masjid. Program tersebut melibatkan pelajar SD dan SMP.
“Lokasinya masjid, di mana para pelahar diawali dengan salat dhuha dan dilanjutkan itikaf sambil mendengar tausiah dari ulama setempat yang diundang secara khusus mengisi kegiatan ini,” kata Saiful.
Program tersebut sejalan dengan penerapan kurikulum dayah ke dalam kurikulum sekolah umum, sehingga mata pelajaran muatan lokal menjadi jam tambahan Pendidikan Agama Islam (PAI).
“Program ini sudah berjalan lama dengan prinsip menjadikan pengawasan syariat Islam secara maksimal di Aceh Timur, sehingga perlu dilakukan dengan menyasar pelajar usia SD dan SMP,” kata Saiful Basri.
Melalui pendekatan-pendekatan yang agamis, mantan Kepala SMAN 1 Idi ini menilai, secara perlahan akan mendekatkan pelajar dengan masjid, sehingga masjid akan lebih makmur.
“Tentu program ini perlu dukungan semua pihak, baik panitia masjid, komite sekolah dan orangtua/wali, sehingga belajar PAI akan mengubah karakter anak didik menjadi insan yang beriman, mandiri dan islami,” kata Saiful Basri.
Pendekatan pelajar dengan masjid, tentu akan menjauhkan dari sifat-sifat tercela, termasuk kenakalan remaja dan tawuran antar pelajar. Kondisi tersebut perlu dicegah sejak dini melalui pendekatan program itikaf di masjid.
“Sekolah-sekolah yang berjauhan dengan masjid, maka dapat memanfaatkan musala desa maupun musala sekolah,” kata Saiful Basri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023