Dayah (pesantren) Jeumala Amal di Desa Lueng Putu, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie, Aceh, mengumpulkan donasi Rp1.000 per hari untuk membangun rumah masyarakat kurang mampu.
"Para dewan guru dan karyawan hingga santri Jeumala Amal mengumpulkan infaq sebesar Rp1.000 per hari untuk membangun rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu," kata Direktur Dayah Jeumala Amal Tgk Hamdani AR, di Banda Aceh, Rabu.
Tgk Hamdani mengatakan infak Rp1.000 per hari tersebut sudah dilaksanakan sejak awal Januari 2023. Sebulan kemudian, dana berhasil terkumpul sekitar Rp60 juta hingga mulai membangun satu unit rumah untuk warga kurang mampu bernama Bukhari.
Adapun jumlah dewan guru, karyawan dan santri di pesantren tersebut lebih kurang 2.000 orang. Artinya, jika setiap orang menyumbang Rp1.000 per hari, maka per harinya bisa mencapai Rp2 juta, dan Rp60 juta dalam waktu sebulan.
Tgk Hamdani menjelaskan target utama dari infak itu adalah membangun rumah guru dan karyawan yang belum ada rumah. Kemudian, beasiswa untuk anak yatim dan murid dari keluarga miskin serta membangun rumah fakir miskin di lingkungan dayah.
"Alhamdulillah, gerakan ini sebagai bentuk kepedulian kita di Dayah Jeumala Amal kepada masyarakat miskin terutama diperuntukkan bagi karyawan dan warga di lingkungan dayah," ujarnya.
Ke depan, kata Tgk Hamdani, penggalangan infaq Rp1.000 per hari itu akan terus diperluas dengan membuka kotak amal di setiap usaha dagang, terutama milik alumni pesantren itu yang berada di seluruh Aceh.
"Kita berharap para alumni melalui Forum Komunikasi Alumni Dayah Jeumala Amal (Foskadja) bisa ikut menggerakkan kegiatan seperti ini juga, sehingga beban keluarga miskin untuk mendapatkan rumah layak huni cepat terwujud," kata Tgk Hamdani.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Para dewan guru dan karyawan hingga santri Jeumala Amal mengumpulkan infaq sebesar Rp1.000 per hari untuk membangun rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu," kata Direktur Dayah Jeumala Amal Tgk Hamdani AR, di Banda Aceh, Rabu.
Tgk Hamdani mengatakan infak Rp1.000 per hari tersebut sudah dilaksanakan sejak awal Januari 2023. Sebulan kemudian, dana berhasil terkumpul sekitar Rp60 juta hingga mulai membangun satu unit rumah untuk warga kurang mampu bernama Bukhari.
Adapun jumlah dewan guru, karyawan dan santri di pesantren tersebut lebih kurang 2.000 orang. Artinya, jika setiap orang menyumbang Rp1.000 per hari, maka per harinya bisa mencapai Rp2 juta, dan Rp60 juta dalam waktu sebulan.
Tgk Hamdani menjelaskan target utama dari infak itu adalah membangun rumah guru dan karyawan yang belum ada rumah. Kemudian, beasiswa untuk anak yatim dan murid dari keluarga miskin serta membangun rumah fakir miskin di lingkungan dayah.
"Alhamdulillah, gerakan ini sebagai bentuk kepedulian kita di Dayah Jeumala Amal kepada masyarakat miskin terutama diperuntukkan bagi karyawan dan warga di lingkungan dayah," ujarnya.
Ke depan, kata Tgk Hamdani, penggalangan infaq Rp1.000 per hari itu akan terus diperluas dengan membuka kotak amal di setiap usaha dagang, terutama milik alumni pesantren itu yang berada di seluruh Aceh.
"Kita berharap para alumni melalui Forum Komunikasi Alumni Dayah Jeumala Amal (Foskadja) bisa ikut menggerakkan kegiatan seperti ini juga, sehingga beban keluarga miskin untuk mendapatkan rumah layak huni cepat terwujud," kata Tgk Hamdani.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023