Lhoksukon (ANTARA Aceh) - Warga berharap kepada pihak terkait untuk menarik reruntuhan jembatan ponton di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh yang ambruk ke dasar sungai, karena keberadaannya mengganggu transportasi air.

Keuchik (kepala desa) Lubok Pusaka, Kecamatan Langkahan, Jaharuddin kepada wartawan di desa tersebut, Jumat menyatakan, saat ini debit air di sungai surut, sehingga saat ada boat warga yang melintas terganggu atau terhambat dengan bekas jembatan itu.

Menurut Jaharuddin, bila reruntuhan jembatan ponton itu tidak dipindahkan, maka itu sangat berbahaya bagi boat warga, semisal tertabrak dan kejadian lainnya yang tidak diinginkan.

Ia menambahkan, jembatan yang menghubungkan dengan Desa Sejudo, Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur itu ambruk akibat dihantam banjir pada akhir tahun 2014, namun sampai sekarang belum dipindahkan.

Lanjutnya, jembatan tersebut dibangun oleh pihak ExxonMobil sekitar tahun 1995, akan tetapi, karena perusahan tersebut telah dialihkan kepada Pertamina Hulu Energi (PHE), maka warga berharap kepada PHE agar dapat memindahkan bangkai bekas jembatan itu.

Disamping dipindahkankanya bangkai jembatan yang ambruk ke sungai, warga berharap juga kepada pemerintah daerah untuk membangun jembatan baru, karena sejak rusaknya jembatan ponton itu, warga menggunakan perahu untuk penyeberangan sungai.

Sementara itu, Manajer Humas PHE NSB, Armia Ramli mengatakan, pihaknya akan memindahkan reruntuhan tersebut dalam waktu dekat ini.

Bahkan, sebutnya lagi, tim pemindahan sudah turun ke lokasi untuk melihat langsung kondisi bekas jembatan.

"Pemindahan jembatan ponton tersebut akan segera dilakukan. Pemenang lelang untuk proses pemindahan sudah terpilih. Saat ini sedang dalam proses administrasi. Kami berharap prosesnya bisa cepat selesai, sehingga proses pemindahan secepatnya dilakukan," katanya.


Pewarta: Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016