Goa Loyang Koro bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang tak kalah menarik dibandingkan pesona panorama alam yang ditawarkan di Negeri Antara, julukan untuk Kota Dataran Tinggi Tanah Gayo, Takengon. 

Loyang Koro yang dalam bahasa Gayo berarti Goa Kerbau ini menyimpan banyak cerita sejarah. Konon katanya pada abad ke-18, goa ini menembus pegunungan Brahpanyang sampai ke Desa Isaq yang jauhnya kira-kira 35 km. 

Oleh masyarakat, goa ini digunakan sebagai jalan penghubung antara Goa Loyang Koro di Desa Toweren Uken dan Goa Loyang Kaming di Desa Isaq.

"Goa ini dulunya digunakan masyarakat untuk jalan cepat menuju ke Desa Isaq atau sebaliknya," kata Putri, gadis kecil berusia sekitar 10 tahun yang sudah sering memandu pengunjung masuk menyusuri Goa Loyang Koro. 

Asal usul penamaan goa ini pun berkisah dari peristiwa saat masyarakat antardesa saling melintas di goa.
Pengunjung saat melihat kerbau yang telah menjadi batu menurut cerita sejarah Goa Loyang Koro, di Aceh Tengah, Minggu (12/2/2023). (ANTARA/Nurul Hasanah)


Berdasarkan cerita, kerbau dari Goa Loyang Koro dan kambing dari Loyang Kaming Isaq saling berpapasan dan tidak ada yang mau mengalah sehingga kemudian dua hewan ternak tersebut menjadi batu sebagai hukuman dari perbuatan mereka. 

"Ini kerbau yang sudah jadi batu tersebut, badannya di sini, dan kepalanya di sana," ujarnya.

Kedalaman Goa Loyang Koro mulanya mencapai 15 km. Akan tetapi, kini kedalamannya sudah menyempit dan hanya berkisar sekitar 100 meter. Selain itu, gua ini juga sudah tidak bisa digunakan lagi sebagai jalan penghubung menuju Desa Isaq. 

Penyebabnya ialah karena bebatuan yang ada di dalam goa jenis bebatuan yang hidup sehingga mengakibatkan jalan masuk ke dalam menyempit dan lama kelamaan kedalamannya juga berkurang. 

Saat masuk ke dalam goa, pengunjung bisa melihat bahwa bebatuan tersebut dialiri air dan bentuk batuannya pun seperti air yang telah menjadi batu. 

Karena itu, disarankan bagi pengunjung yang ingin melihat-lihat isi goa mengenakan sepatu yang aman karena akses jalan di dalam sedikit licin dan becek. 

Sensasi wisata sejarah Goa Loyang Koro ini dapat dinikmati pengunjung hanya dengan mengeluarkan Rp10 ribu untuk membayar jasa pemandu wisata dan perawatan alat penerangan di dalam goa. 

Letak Gua Loyang Koro yang tak jauh dari ibu Kota Takengon ini menjadi destinasi wisata yang cocok bagi yang ingin memperkaya wawasan sejarah sekaligus menikmati pesona alam Negeri Antara. 

Lokasi goa ini lebih kurang berada 5 km dari arah timur Kota Takengon dan bisa dijangkau sambil mengelilingi dan melihat keindahan Danau Laut Tawar. 
 

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023