Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di wilayah pantai barat selatan Aceh agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama beberapa hari ke depan, yang dapat menyebabkan curah hujan lebat disertai angin kencang.
“Penyebab adanya potensi cuaca ekstrem ini karena adanya pola siklonik pada streamline lapisan angin 3.000 feet sejak 26-27 Februari 2023,” kata Prakirawan Stasiun BMKG Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Aceh, Angga Yudha di Meulaboh, Selasa.
Akibat adanya pola siklonik tersebut, kata dia, mengakibatkan massa uap air berkumpul dan membentuk awan konvektif Comulunimbus, yang dapat mengakibatkan hujan lebat dan angin kencang di seputar wilayah cakupan klaster awan comulunimbus yakni pesisir barat selatan Aceh khususnya Kabupaten Nagan Raya.
Angga Yudha juga menjelaskan dampak pertumbuhan awan konvektif comulunimbus tersebut juga berpotensi terjadinya bencana hidrometeorology di daerah ini.
Pihaknya juga memprakirakan potensi cuaca ekstrem di wilayah pantai barat selatan Aceh termasuk di Kabupaten Nagan Raya, Aceh, dalam beberapa hari ke depan masih berpotensi terjadi.
“Potensinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada sore hingga malam hari nya,” kata Angga Yudha menambahkan.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di lereng pegunungan dan luar ruangan, karena potensi cuaca ekstrem tersebut membahayakan masyarakat yang beraktivitas di luar rumah.
Sebelumnya, BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah di Indonesia pada Kamis.
Dalam sistem peringatan dini cuaca BMKG yang dipantau di Jakarta, diprakirakan provinsi yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Aceh, Bali, Bangka Belitung.
Kemudian, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku.
Lalu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.
Sebelumnya, BMKG meminta masyarakat waspada potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia selama sepekan ke depan yang salah satunya dipicu oleh aktivitas Monsoon Asia yang menguat.
"Perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Guswanto.
Ia mengemukakan potensi cuaca ekstrem ini juga dipicu oleh kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan lebih intensif dalam beberapa waktu ke depan.
Selain itu, kata dia, terdapat juga indikasi aktifnya serukan dingin dari Asia serta adanya pusat tekanan rendah di Perairan Barat Australia dan pola sirkulasi angin yang terbentuk di sekitar wilayah Indonesia yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi).
"Kondisi itu dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
“Penyebab adanya potensi cuaca ekstrem ini karena adanya pola siklonik pada streamline lapisan angin 3.000 feet sejak 26-27 Februari 2023,” kata Prakirawan Stasiun BMKG Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Aceh, Angga Yudha di Meulaboh, Selasa.
Akibat adanya pola siklonik tersebut, kata dia, mengakibatkan massa uap air berkumpul dan membentuk awan konvektif Comulunimbus, yang dapat mengakibatkan hujan lebat dan angin kencang di seputar wilayah cakupan klaster awan comulunimbus yakni pesisir barat selatan Aceh khususnya Kabupaten Nagan Raya.
Angga Yudha juga menjelaskan dampak pertumbuhan awan konvektif comulunimbus tersebut juga berpotensi terjadinya bencana hidrometeorology di daerah ini.
Pihaknya juga memprakirakan potensi cuaca ekstrem di wilayah pantai barat selatan Aceh termasuk di Kabupaten Nagan Raya, Aceh, dalam beberapa hari ke depan masih berpotensi terjadi.
“Potensinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada sore hingga malam hari nya,” kata Angga Yudha menambahkan.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di lereng pegunungan dan luar ruangan, karena potensi cuaca ekstrem tersebut membahayakan masyarakat yang beraktivitas di luar rumah.
Sebelumnya, BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah di Indonesia pada Kamis.
Dalam sistem peringatan dini cuaca BMKG yang dipantau di Jakarta, diprakirakan provinsi yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Aceh, Bali, Bangka Belitung.
Kemudian, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku.
Lalu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.
Sebelumnya, BMKG meminta masyarakat waspada potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia selama sepekan ke depan yang salah satunya dipicu oleh aktivitas Monsoon Asia yang menguat.
"Perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Guswanto.
Ia mengemukakan potensi cuaca ekstrem ini juga dipicu oleh kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan lebih intensif dalam beberapa waktu ke depan.
Selain itu, kata dia, terdapat juga indikasi aktifnya serukan dingin dari Asia serta adanya pusat tekanan rendah di Perairan Barat Australia dan pola sirkulasi angin yang terbentuk di sekitar wilayah Indonesia yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi).
"Kondisi itu dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023