Sebanyak 502 calon haji asal Kota Banda Aceh menjalani tes kebugaran jasmani sebagai upaya mempersiapkan kekuatan dan ketahanan fisik jamaah menjalani ibadah di Tanah Suci pada musim haji 1444H/2023.
“Ada 502 calon haji yang mengikuti tes kebugaran ini,dibagi dua kelompok,” kata Koordinator Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Banda Aceh Amiruddin di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh memiliki tanggung jawab membina dan mendampingi seluruh jamaah haji agar mendapat pelayanan kesehatan dengan baik. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan kebugaran calon haji Banda Aceh dalam kondisi baik.
Tes kebugaran diawali dengan pemeriksaan kesehatan oleh tim medis. Kemudian, petugas memilah antara calon jamaah dengan kondisi sehat dengan yang memiliki risiko kesehatan, baik memiliki penyakit kronis maupun yang lanjut usia.
Selanjutnya, calon haji yang dinyatakan sehat langsung mengikuti tes kebugaran dengan metode rockport walking rest yakni berjalan cepat dengan jarak tempuh 1,6 kilometer.
“Hari ini yang mengikuti tes ada 250 orang. Petugas akan melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan jamaah untuk menempuh jarak itu, sehingga nantinya petugas haji bisa memantau jamaah berisiko tinggi atau yang tidak berisiko,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Supriady mengatakan pelaksanaan jalan rockport sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji.
Dalam peraturan itu disebutkan bahwa seluruh jamaah haji harus dilakukan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan agar tercapai kondisi istithaah kesehatan haji.
“Secara teknis, calon jamaah haji harus berjalan sejauh 1,6 kilometer, hasilnya nanti akan di-input ke sistem kesehatan haji atau siskohatkes sebagai salah satu syarat untuk melakukan keberangkatan ke tanah suci,” ujarnya.
Supriady menambahkan, untuk calon jamaah haji dengan keterbatasan fisik nantinya akan dilakukan pendampingan tenaga medis selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.
“Untuk kategori calon jamaah haji yang tidak dapat berangkat itu kategorinya adalah mengidap penyakit yang berpotensi menular seperti tuberkulosis (TBC),” ujarnya.
Lanjut dia, calon jamaah dengan diagnosis menderita TBC, terlebih dahulu harus berobat. Kemudian, setelah mendapat rekomendasi dari dokter baru calon jamaah haji tersebut bisa berangkat haji.
Ia juga berharap para calon jamaah haji untuk dapat menjaga kesehatan sebelum keberangkatan, selama berada di Tanah Suci hingga kembali pulang ke Tanah Air.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
“Ada 502 calon haji yang mengikuti tes kebugaran ini,dibagi dua kelompok,” kata Koordinator Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Banda Aceh Amiruddin di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh memiliki tanggung jawab membina dan mendampingi seluruh jamaah haji agar mendapat pelayanan kesehatan dengan baik. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan kebugaran calon haji Banda Aceh dalam kondisi baik.
Tes kebugaran diawali dengan pemeriksaan kesehatan oleh tim medis. Kemudian, petugas memilah antara calon jamaah dengan kondisi sehat dengan yang memiliki risiko kesehatan, baik memiliki penyakit kronis maupun yang lanjut usia.
Selanjutnya, calon haji yang dinyatakan sehat langsung mengikuti tes kebugaran dengan metode rockport walking rest yakni berjalan cepat dengan jarak tempuh 1,6 kilometer.
“Hari ini yang mengikuti tes ada 250 orang. Petugas akan melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan jamaah untuk menempuh jarak itu, sehingga nantinya petugas haji bisa memantau jamaah berisiko tinggi atau yang tidak berisiko,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Supriady mengatakan pelaksanaan jalan rockport sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji.
Dalam peraturan itu disebutkan bahwa seluruh jamaah haji harus dilakukan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan agar tercapai kondisi istithaah kesehatan haji.
“Secara teknis, calon jamaah haji harus berjalan sejauh 1,6 kilometer, hasilnya nanti akan di-input ke sistem kesehatan haji atau siskohatkes sebagai salah satu syarat untuk melakukan keberangkatan ke tanah suci,” ujarnya.
Supriady menambahkan, untuk calon jamaah haji dengan keterbatasan fisik nantinya akan dilakukan pendampingan tenaga medis selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.
“Untuk kategori calon jamaah haji yang tidak dapat berangkat itu kategorinya adalah mengidap penyakit yang berpotensi menular seperti tuberkulosis (TBC),” ujarnya.
Lanjut dia, calon jamaah dengan diagnosis menderita TBC, terlebih dahulu harus berobat. Kemudian, setelah mendapat rekomendasi dari dokter baru calon jamaah haji tersebut bisa berangkat haji.
Ia juga berharap para calon jamaah haji untuk dapat menjaga kesehatan sebelum keberangkatan, selama berada di Tanah Suci hingga kembali pulang ke Tanah Air.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023