Ranub mameh atau sirih manis khas Aceh dinilai kaya khasiat, sehingga sampai saat ini masih banyak dijual di ibu kota provinsi Aceh, terutama di sekitar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. 

"Banyak khasiatnya ranub ini, untuk sakit gigi, menghilangkan bau mulut, dan juga obat sakit maag dan asam lambung," kata salah seorang penjual ranub mameh di Banda Aceh Nurlaila, di Banda Aceh, Rabu.

Ranub mameh merupakan warisan budaya yang sudah bertahan 300 tahun di Aceh. Jajanan itu berisi biji pinang yang telah disangrai, gambir, sedikit kapur, dan dibalut dengan daun sirih itu hingga kini masih banyak dicari masyarakat Aceh karena berkhasiat, terutama diyakini mampu memperkuat cengkraman gusi dan gigi.

Baca juga: Masjid Al-Furqan Beurawe dan tradisi berbagi kanji rumbi saat Ramadhan

Ranub mameh itu dijual dengan harga terjangkau, pembeli bisa mendapatkan lima bungkus ranup mameh cukup dengan merogoh kocek Rp2 ribu saja. 

Nurlaila mengatakan, ranub mameh ini banyak dicari saat ada masyarakat yang hendak mengadakan pernikahan ataupun hajatan. Ranub mameh wajib dihadirkan sebagai makanan hantaran dalam momen resmi tersebut. 

"Kalau ada orang kawin atau hajatan biasanya banyak pesanan dan juga sudah ada pelanggan," ujarnya.

Kemudian, kalau di bulan Ramadhan ini, ranub mameh juga masih dicari oleh sebagian masyarakat sebagai makanan pencuci mulut.

"Kalau bulan puasa ini ada yang beli walaupun tidak banyak, mereka makan untuk sebagai pencuci mulut," demikian Nurlaila.

Baca juga: Lemang, makanan khas yang masih jadi idola masyarakat Aceh saat Ramadhan
 

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023