Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa sangat penting bagi perguruan tinggi untuk mengembangkan riset terkait potensi lokal seperti yang dilakukan Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh dalam pengembangan minyak nilam Aceh.
"Riset perguruan tinggi sebaiknya bisa menjawab kebutuhan dan persoalan lokal melalui inovasi yang bernilai ekonomi. Indonesia termasuk Aceh sangat kaya dengan komoditas yang tidak dimiliki oleh negara lain," kata Teten Masduki saat mengunjungi Atsiri Research Center (ARC) PUIPT Nilam Aceh di Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, Selasa.
Teten mengakui, riset terhadap komoditas unggulan lokal seperti nilam yang dilakukan USK Banda Aceh itu cukup bagus. Apalagi nilam memiliki keunggulan komparatif yang tidak bisa disaingi oleh kawasan lain bahkan negara lain.
"Seharusnya Indonesia bisa menjadi pusat parfum dunia, karena hampir semua bahan bakunya ada di negeri ini," ujarnya.
Menurut Teten, Indonesia merupakan pasar besar untuk industri parfum, skincare, dan kosmetika. Maka dari itu, industri kosmetik Indonesia perlu dikembangkan karena negara lain juga menyasar Indonesia sebagai tujuan pemasaran produk mereka.
"Kemenkop mendukung koperasi inovac USK dengan penguatan kelembagaannya, peningkatan SDM serta networking nasional dan internasional dalam pengembangan usahanya," kata Teten.
Sementara itu, Rektor USK Prof Marwan menjelaskan bahwa proses hulu-hilir nilam Aceh oleh ARC telah dilaksanakan sejak tujuh tahun silam. ARC USK telah merintis jalan baru nilam Aceh yang lebih berkeadilan dengan menciptakan ekosistem baru tata niaga nilam Aceh melalui inovasi pada rantai pasok dan nilai industri nilam.
Kata Prof Marwan, ARC USK mengembangkan inovasi teknologi purifikasi secara distilasi molekuler pada tekanan vakum untuk mensintesis Hi-Grade Patchouli yang dapat dimanfaatkan untuk memformulasikan berbagai produk turunan seperti parfum, serum antiaging, medicated oil, sabun dan lainnya.
Kemudian untuk parfum, pihaknya berharap Kemenkop dapat membantu putra putri Aceh agar diberikan kesempatan belajar meracik parfum langsung ke Perancis.
"Ini akan berdampak pada peningkatan nilai tambah dari komoditas lokal Aceh serta menggerakkan UMKM atsiri khususnya nilam, meningkatkan daya saing produk dan kesempatan mendapatkan market lebih luas," kata Prof Marwan.
Sementara itu, Kepala ARC USK Syaifullah Muhammad menyampaikan akan mengundang Menkop UKM pada pelepasan ekspor nilam selanjutnya dari USK yang direncanakan pada September 2023 mendatang.
"ARC terus bekerja keras membantu stakeholder nilam Aceh melalui berbagai inovasi mulai dari petani, penyuling, pengumpul, koperasi, eksportir, dan UMKM produk turunan nilam agar tercipta ekosistem nilam yang berkeadilan secara berkelanjutan," demikian Syaifullah Muhammad.
Baca juga: Pemkan Nagan Raya Aceh kembangkan 1.000 hektare tanaman Nilam
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Riset perguruan tinggi sebaiknya bisa menjawab kebutuhan dan persoalan lokal melalui inovasi yang bernilai ekonomi. Indonesia termasuk Aceh sangat kaya dengan komoditas yang tidak dimiliki oleh negara lain," kata Teten Masduki saat mengunjungi Atsiri Research Center (ARC) PUIPT Nilam Aceh di Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, Selasa.
Teten mengakui, riset terhadap komoditas unggulan lokal seperti nilam yang dilakukan USK Banda Aceh itu cukup bagus. Apalagi nilam memiliki keunggulan komparatif yang tidak bisa disaingi oleh kawasan lain bahkan negara lain.
"Seharusnya Indonesia bisa menjadi pusat parfum dunia, karena hampir semua bahan bakunya ada di negeri ini," ujarnya.
Menurut Teten, Indonesia merupakan pasar besar untuk industri parfum, skincare, dan kosmetika. Maka dari itu, industri kosmetik Indonesia perlu dikembangkan karena negara lain juga menyasar Indonesia sebagai tujuan pemasaran produk mereka.
"Kemenkop mendukung koperasi inovac USK dengan penguatan kelembagaannya, peningkatan SDM serta networking nasional dan internasional dalam pengembangan usahanya," kata Teten.
Sementara itu, Rektor USK Prof Marwan menjelaskan bahwa proses hulu-hilir nilam Aceh oleh ARC telah dilaksanakan sejak tujuh tahun silam. ARC USK telah merintis jalan baru nilam Aceh yang lebih berkeadilan dengan menciptakan ekosistem baru tata niaga nilam Aceh melalui inovasi pada rantai pasok dan nilai industri nilam.
Kata Prof Marwan, ARC USK mengembangkan inovasi teknologi purifikasi secara distilasi molekuler pada tekanan vakum untuk mensintesis Hi-Grade Patchouli yang dapat dimanfaatkan untuk memformulasikan berbagai produk turunan seperti parfum, serum antiaging, medicated oil, sabun dan lainnya.
Kemudian untuk parfum, pihaknya berharap Kemenkop dapat membantu putra putri Aceh agar diberikan kesempatan belajar meracik parfum langsung ke Perancis.
"Ini akan berdampak pada peningkatan nilai tambah dari komoditas lokal Aceh serta menggerakkan UMKM atsiri khususnya nilam, meningkatkan daya saing produk dan kesempatan mendapatkan market lebih luas," kata Prof Marwan.
Sementara itu, Kepala ARC USK Syaifullah Muhammad menyampaikan akan mengundang Menkop UKM pada pelepasan ekspor nilam selanjutnya dari USK yang direncanakan pada September 2023 mendatang.
"ARC terus bekerja keras membantu stakeholder nilam Aceh melalui berbagai inovasi mulai dari petani, penyuling, pengumpul, koperasi, eksportir, dan UMKM produk turunan nilam agar tercipta ekosistem nilam yang berkeadilan secara berkelanjutan," demikian Syaifullah Muhammad.
Baca juga: Pemkan Nagan Raya Aceh kembangkan 1.000 hektare tanaman Nilam
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023