Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh bersama Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) sepakat menginisiasi program Banda Aceh sebagai kota parfum Indonesia, dan Banda Aceh Academy.
"Mari kita fokus pada implementasi program yang berdampak ke masyarakat, dan kurangi membuat dokumen-dokumen kajian yang hanya akan memenuhi lemari semata," kata Rektor USK Banda Aceh Prof Marwan di Banda Aceh, Sabtu.
Inisiatif tersebut mengemuka dalam pertemuan antara Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal dengan Rektor USK Prof Marwan serta unsur lainnya, di Banda Aceh.
Pencanangan Banda Aceh Academy dan Banda Aceh Kota Parfum Indonesia juga dijadikan salah satu program unggulan Illiza-Afdhal yang masuk dalam prioritas 100 hari Pemerintah baru kota Banda Aceh.
Rektor Marwan mengaku sangat bersedia untuk berkolaborasi dengan Pemko Banda Aceh dalam rangka mewujudkan apa yang sedang diwacanakan tersebut.
Ia mengatakan USK memiliki Pusat Riset ARC yang telah melakukan hilirisasi nilam hingga menghasilkan produk turunan yang bernilai ekonomi tinggi. Maka, sudah seharusnya mengimplementasi program yang berdampak langsung kepada masyarakat.
ARC USK, lanjut dia, memiliki pengalaman dalam inovasi nilam yang telah banyak membantu petani nilam di seluruh Aceh.
Kemudian, juga banyak melakukan transfer teknologi ke masyarakat sehingga saat ini UMKM nilam dengan produk parfum dan skincare semakin berkembang di Aceh, khususnya di Banda Aceh.
"USK juga akan siap mendukung Pemko Banda Aceh untuk program lainnya seperti digitalisasi, dukungan SDM pada Rumah Sakit Meuraksa, serta berbagai riset dan kajian akademik yang tepat sasaran dan diperlukan," kata Prof Marwan.
Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal mengatakan bahwa pencanangan program ini karena Aceh memiliki komoditas unggulan daerah dan nasional yaitu minyak atsiri nilam.
Nilam Aceh, kata dia, merupakan minyak nilam terbaik di dunia dan telah lama digunakan secara luas di mancanegara seperti Perancis, Amerika, Inggris dan Jerman sebagai bahan fiksatif parfum.
"Nilam Aceh harus diangkat ke permukaan baik tingkat lokal, nasional maupun internasional. Program ini akan berdampak luas bagi pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif di Banda Aceh," katanya.
Dirinya mengatakan, kampus USK merupakan prioritas Pemko Banda Aceh untuk menjalin kolaborasi. Apalagi, perguruan tinggi ini memiliki SDM dan pusat unggulan ARC yang sudah lama berkiprah pada inovasi nilam.
Dulu, tambah dia, Pemko Banda Aceh pernah berkolaborasi dengan USK melalui program OVOP (One Vilage One Produk) dan sangat berhasil memetakan UMKM di Kota Banda Aceh untuk dikembangkan.
"Maka dari itu, selain nilam, kami juga perlu dukungan USK untuk mengembangkan Banda Aceh Academy sebagai wadah pengembangan SDM untuk anak muda hingga ASN di Banda Aceh," ujar Illiza.
Dalam kesempatan ini, Kepala ARC USK, Syaifullah Muhammad menyatakan dukungan penuh terhadap program Banda Aceh Kota Parfum Indonesia.
Dirinya mengatakan, selain kolaborasi dengan ARC dalam hal transfer teknologi dan capacity building, juga perlu dikembangkan kolaborasi dengan kabupaten/kota tetangga Banda Aceh yaitu Aceh Besar, Aceh Barat dan Sabang.
"Kolaborasi dengan kabupaten tetangga itu penting untuk memastikan ketersediaan bahan baku minyak nilam yang akan di hilirisasi," demikian Syaifullah.