Puluhan Delegasi Bangsa Moro Filipina yang tergabung dalam Bangsa Moro Transition Authority Committee on Social Service and Development menemui Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haytar membahas soal pelaksanaan otonomi daerah pasca perdamaian perang.

"Pertemuan ini merupakan studi banding perwakilan daerah otonom muslim Mindanao untuk mempelajari capaian dan masalah dihadapi Aceh sebagai daerah kekhususan dan keistimewaan di Indonesia," kata Kabag Humas dan Kerjasama Lembaga Wali Nanggroe Aceh M Nasir Syamaun, di Aceh Besar, Sabtu.

Adapun 31 perwakilan Bangsa Moro yang menemui Wali Nanggroe Aceh yakni dari anggota parlemen bangsa Moro, dan pimpinan organisasi dari setiap wilayah di Mindanao.

Baca juga: Parlemen Moro belajar proses transisi perdamaian ke Aceh, begini penjelasannya


Kedatangan delegasi Bangsa Moro ke Meuligoe Wali Nanggroe Aceh tersebut disambut langsung oleh Tgk Malik Mahmud bersama staf khusus Kamaruddin Abu Bakar (Abu Razak), DR M Raviq, Rustam Effendi serta Tuha Peut Wali Nanggroe Sulaiman Abda.

Pemimpin delegasi yang juga utusan Parlemen Bangsa Moro Aida Macalimpas Silongan menyatakan bahwa banyak kesamaan antara bangsa mereka dengan Aceh, baik dari sisi alam hingga sejarah perjuangan. Hanya saja, Aceh lebih maju dari segi pembangunan.

 

Karena itu, kata Aida, pihaknya sangat berterima kasih atas sharing informasi yang disampaikan oleh Wali Nanggroe, baik dari sisi capaian serta kendala yang dihadapi selama ini.

“Semoga perkembangan kami akan seperti Aceh di waktu yang tidak terlalu lama, Insya Allah,” kata Aida.

Sementara itu, Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud mengatakan, hubungan antara Aceh dengan Bangsa Moro sebenarnya sudah terjalin sejak lama yakni mulai 1986 di Libya.

“Hari ini Moro sudah berdamai dengan Pemerintah Filipina, mereka sudah membentuk parlemennya,” kata Tgk Malik.


Baca juga: Moro belajar implementasi perdamaian di Aceh

Dirinya menyampaikan, sebuah kehormatan dapat menerima kunjungan perwakilan Bangsa Moro, di mana Aceh dan Moro memiliki banyak kesamaan, yaitu mengalami konflik berkepanjangan seperti yang pernah dihadapi Aceh. 

“Apa yang terjadi di Aceh, pencapaian perdamaian, kemajuannya dan kendalanya menjadi pelajaran bagi mereka. Begitu juga sebaliknya, apa yang telah mereka capai juga menjadi pelajaran bagi Aceh,” ujarnya.

Rencananya, lanjut Malik Mahmud, Aceh akan segera melakukan sejumlah kerjasama dengan Bangsa Moro, baik itu dalam bentuk pertukaran pelajar serta berbagai bidang-bidang lainnya.

“Kita akan terus menjaga, bagaimana hubungan antara Aceh dan Bangsa Moro semakin kuat dan semakin rapat kedepannya,” demikian Wali Nanggroe Aceh.


Baca juga: Bangsa Moro Studi Banding ke Aceh

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023