Banda Aceh, 10/12 (Antaraaceh) - Delegasi Bangsa Moro, Filipina Selatan, melakukan studi banding ke Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) untuk mempelajari perpolitikan, terutama partai politik lokal.
Kunjungan Delegasi Bangsa Moro diterima Wakil Ketua Sementara DPRA Sulaiman Abda di ruang Serbaguna DPRA di Banda Aceh, Rabu.
Pertemuan DPRA dengan delegasi Bangsa Moro turut dihadiri Ketua Fraksi Partai Aceh Kautsar. Delegasi Bangsa Moro dipimpin Bato Muhammad Zainoden.
Wakil Ketua Sementara DPRA Sulaiman Abda mengatakan Aceh dan Bangsa Moro sama. Aceh mayoritas Islam, begitu juga Bangsa Moro, masyarakatnya banyak yang muslim.
"Begitu juga dengan politik. Aceh dan Bangsa Moro sama-sama pernah berkonflik. Aceh lebih dulu mengakhiri konflik, sedangkan Bangsa Moro berdamai dengan pemerintah Filipina sejak Maret 2014," kata Sulaiman Abda.
Menyangkut dengan perpolitikan, Sulaiman Abda mengatakan, di Aceh selain ada partai politik nasional, juga ada partai politik lokal. Partai politik lokal hadir buah dari perdamaian.
"Partai lokal dan partai nasional tidak ada gesekan. Keduanya bersama-membangun Aceh dalam negara kesatuan republik Indonesia," kata Sulaiman Abda yang juga politisi Partai Golkar.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Aceh Kautsar mengatakan Partai Aceh dibangun para mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dulunya berjuang dengan senjata dan kini melalui politik.
Namun begitu, kata dia, dalam perjalanannya Partai Aceh tidak hanya berasal dari mantan kombatan GAM. Partai Aceh terbuka bagi siapa saja yang bergabung untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat Aceh.
Di DPRA, sebut dia, tidak hanya ada Partai Aceh, tetapi juga ada dua partai lokal lainnya, yakni Partai Nasional Aceh dan Partai Damai Aceh (PDA). Hanya saja, Partai Aceh merupakan partai peraih kursi pada pemilu 2014.
"Partai Aceh bekerja sama partai lokal dan partai nasional di DPRA berkomitmen memperjuangkan keadilan dan kemakmuran rakyat Aceh," ungkap Kautsar.
Ketua Delegasi Bangsa Moro Bato Muhammad Zainoden mengatakan banyak yang perlu dipelajari dari Aceh, khususnya bagaimana menguatkan perdamaian dan membangun partai politik lokal.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada DPRA atas masukan yang diberikan. Apalagi Aceh dan Moro ada nilai historis, seperti guru saya yang berasal dari Aceh," kata dia.
Sementara itu, Gafur, anggota delegasi Bangsa Moro, mengatakan, pihaknya kini sedang dalam proses membangun dan mengembangkan demokrasi, khususnya membentuk partai politik.
"Kami berharap apa yang didapat dari Aceh ini bisa diterapkan di Moro, sehingga perjuangan Bangsa Moro selama ini bisa dilakukan lewat politik," kata Gafur.

Pewarta:

Editor : Antara Aceh


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014