Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, yang sedang melaksanakan kuliah kerjanya bersama kelompok masyarakat desa wisata, Desa Tebes Lues, Kabupaten Aceh Tengah, meluncurkan produk turunan kopi.
Suraiya Kamaruzzaman, dosen pembimbing mahasiswa USK, dalam keterangan tertulis diterima di Banda Aceh, Senin, mengatakan peluncuran produk turunan kopi tersebut merupakan upaya mengembangkan Desa Tebes Lues sebagai desa agrowisata.
"Adapun produk turunan kopi dibuat tersebut yakni parfum, lilin aroma terapi, dan minyak angin. Satu lagi sabun cuci piring, dibuat ari jeruk nipis," kata Suraiya Kamaruzzaman.
Baca juga: Distanbun: Varietas lokal Aceh banyak diusulkan jadi unggulan nasional
Desa Tebes Lues berada di Kecamatan Bies, Kabupaten Aceh Tengah. Desa Tebes Lues merupakan agrowisata kopi yang diluncurkan pada 2017 lalu. Pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu membuat pengembangan desa agrowisata ini tertunda.
Suraiya Kamaruzzaman mengatakan peluncuran produk turunan kopi tersebut untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan mempromosikan Tebes Lues sebagai desa wisata kopi.
Sebelum meluncurkan produk tersebut, mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik XXIV USK di tempat tersebut menyelenggarakan pelatihan pembuatan produk kreatif turunan kopi.
Pelatihan diikuti kelompok tani dan masyarakat Desa Tebes Lues. Pelatihan dibantu tim Atsiri Research Center USK. Setiap kelompok pelatihan terdiri lima hingga enam orang.
"Pelatihan ini diadakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para petani kopi desa wisata Tebes Lues tentang pemanfaatan kopi yang lebih luas bukan hanya untuk dikonsumsi saja," katanya.
Camat Bies Hardiani mengapresiasi mahasiswa USK yang telah memberi pelatihan pengolahan kopi, sehingga menghasilkan produk turunan yang memiliki nilai ekonomis.
"Kami mendukung dan mengharapkan keberlanjutan dari pelatihan ini. Kami juga mengharapkan produk turunan kopi ini dapat diproduksi dan dijual, sehingga memberi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat," katanya.
Baca juga: ASN Banda Aceh dilarang nongkrong di warung kopi
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Suraiya Kamaruzzaman, dosen pembimbing mahasiswa USK, dalam keterangan tertulis diterima di Banda Aceh, Senin, mengatakan peluncuran produk turunan kopi tersebut merupakan upaya mengembangkan Desa Tebes Lues sebagai desa agrowisata.
"Adapun produk turunan kopi dibuat tersebut yakni parfum, lilin aroma terapi, dan minyak angin. Satu lagi sabun cuci piring, dibuat ari jeruk nipis," kata Suraiya Kamaruzzaman.
Baca juga: Distanbun: Varietas lokal Aceh banyak diusulkan jadi unggulan nasional
Desa Tebes Lues berada di Kecamatan Bies, Kabupaten Aceh Tengah. Desa Tebes Lues merupakan agrowisata kopi yang diluncurkan pada 2017 lalu. Pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu membuat pengembangan desa agrowisata ini tertunda.
Suraiya Kamaruzzaman mengatakan peluncuran produk turunan kopi tersebut untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan mempromosikan Tebes Lues sebagai desa wisata kopi.
Sebelum meluncurkan produk tersebut, mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik XXIV USK di tempat tersebut menyelenggarakan pelatihan pembuatan produk kreatif turunan kopi.
Pelatihan diikuti kelompok tani dan masyarakat Desa Tebes Lues. Pelatihan dibantu tim Atsiri Research Center USK. Setiap kelompok pelatihan terdiri lima hingga enam orang.
"Pelatihan ini diadakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para petani kopi desa wisata Tebes Lues tentang pemanfaatan kopi yang lebih luas bukan hanya untuk dikonsumsi saja," katanya.
Camat Bies Hardiani mengapresiasi mahasiswa USK yang telah memberi pelatihan pengolahan kopi, sehingga menghasilkan produk turunan yang memiliki nilai ekonomis.
"Kami mendukung dan mengharapkan keberlanjutan dari pelatihan ini. Kami juga mengharapkan produk turunan kopi ini dapat diproduksi dan dijual, sehingga memberi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat," katanya.
Baca juga: ASN Banda Aceh dilarang nongkrong di warung kopi
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023