Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut komoditas beras menjadi penyumbang tertinggi inflasi secara month-to-month/mtm di Provinsi Aceh pada September 2023, sehingga Aceh mengalami inflasi 0,22 persen pada bulan itu.
Statistisi BPS Aceh Titiek Zurriyati di Banda Aceh, Senin, mengatakan inflasi Aceh terjadi karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) secara m-to-m gabungan dari tiga kota di Aceh, dari IHK sebesar 116,56 pada Agustus 2023 menjadi 116,82 pada September 2023.
“Komoditas yang memberi andil inflasi atau kenaikan harga dominan pada September 2023 yakni beras sebesar 0,22 persen,” kata Titiek Zurriyati.
BPS mengukur inflasi Aceh berdasarkan tiga kota IHK. Pada September 2023, Kota Meulaboh terjadi inflasi sebesar 0,45 persen, Banda Aceh inflasi 0,14 persen, dan Lhokseumawe inflasi sebesar 0,27 persen.
Selain beras, lanjut Titiek, komoditas lain yang juga memberi andil inflasi dominan di Tanah Rencong itu meliputi bensin sebesar 0,06 persen, ikan kembung 0,05 persen, udang basah 0,04 persen, dan pisang 0,02 persen.
“Sedangkan yang menjadi penyumbang deflasi atau penurunan harga pada September 2023 yaitu bawang merah 0,07 persen, telur ayam ras dan angkutan udara 0,06 persen, ikan tongkol 0,03 persen dan jeruk 0,02 persen,” ujarnya.
Secara umum, dia menambahkan, perkembangan harga berbagai komoditas di provisi paling barat Indonesia itu pada September 2023 menunjukkan adanya kenaikan.
Kata dia, inflasi secara m-to-m Aceh terjadi karena adanya kenaikan harga dari tujuh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,22 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,13 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar 0,03 persen.
Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,02 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,02 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga 0,01 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.
“Pada September 2023, dari 11 kelompok pengeluaran yang dipantau secara bulanan, ada tujuh kelompok mengalami andil inflasi dan empat kelompok tidak memberikan andil atau harga stabil,” katanya.
Di sisi lain, dia melanjutkan, BPS juga mencatat Aceh mengalami inflasi sebesar 1,83 persen secara year-on-year/yoy. Sedangkan inflasi nasional secara yoy sebesar 2,28 persen.
Menurut dia, inflasi yoy yang terjadi di Aceh karena ada kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran. Komoditas yang memberi andil inflasi yoy pada September 2023 di antaranya beras, rokok kretek filter, emas perhiasan, dan sebagainya.
“Dari tiga kota IHK di Aceh, penyumbang dominan inflasi pada September 2023 secara m-to-m maupun yoy adalah komoditas beras,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Statistisi BPS Aceh Titiek Zurriyati di Banda Aceh, Senin, mengatakan inflasi Aceh terjadi karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) secara m-to-m gabungan dari tiga kota di Aceh, dari IHK sebesar 116,56 pada Agustus 2023 menjadi 116,82 pada September 2023.
“Komoditas yang memberi andil inflasi atau kenaikan harga dominan pada September 2023 yakni beras sebesar 0,22 persen,” kata Titiek Zurriyati.
BPS mengukur inflasi Aceh berdasarkan tiga kota IHK. Pada September 2023, Kota Meulaboh terjadi inflasi sebesar 0,45 persen, Banda Aceh inflasi 0,14 persen, dan Lhokseumawe inflasi sebesar 0,27 persen.
Selain beras, lanjut Titiek, komoditas lain yang juga memberi andil inflasi dominan di Tanah Rencong itu meliputi bensin sebesar 0,06 persen, ikan kembung 0,05 persen, udang basah 0,04 persen, dan pisang 0,02 persen.
“Sedangkan yang menjadi penyumbang deflasi atau penurunan harga pada September 2023 yaitu bawang merah 0,07 persen, telur ayam ras dan angkutan udara 0,06 persen, ikan tongkol 0,03 persen dan jeruk 0,02 persen,” ujarnya.
Secara umum, dia menambahkan, perkembangan harga berbagai komoditas di provisi paling barat Indonesia itu pada September 2023 menunjukkan adanya kenaikan.
Kata dia, inflasi secara m-to-m Aceh terjadi karena adanya kenaikan harga dari tujuh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,22 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,13 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar 0,03 persen.
Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,02 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,02 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga 0,01 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.
“Pada September 2023, dari 11 kelompok pengeluaran yang dipantau secara bulanan, ada tujuh kelompok mengalami andil inflasi dan empat kelompok tidak memberikan andil atau harga stabil,” katanya.
Di sisi lain, dia melanjutkan, BPS juga mencatat Aceh mengalami inflasi sebesar 1,83 persen secara year-on-year/yoy. Sedangkan inflasi nasional secara yoy sebesar 2,28 persen.
Menurut dia, inflasi yoy yang terjadi di Aceh karena ada kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran. Komoditas yang memberi andil inflasi yoy pada September 2023 di antaranya beras, rokok kretek filter, emas perhiasan, dan sebagainya.
“Dari tiga kota IHK di Aceh, penyumbang dominan inflasi pada September 2023 secara m-to-m maupun yoy adalah komoditas beras,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023