Rumah Sakit Indonesia di Gaza kini mengalami krisis obat-obatan karena belum ada bantuan yang masuk ke Gaza, kata Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia. Tenaga medis juga kewalahan karena makin banyak warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel.
"Sejauh ini belum ada bantuan obat-obatan atau bantuan logistik yang bisa masuk," kata relawan MER-C Indonesia Fikri Rohul Haq melalui media sosial X di Jakarta, Selasa.
Fikri mengatakan bantuan kemanusiaan masih belum bisa masuk Gaza karena perbatasan di Rafah menjadi target serangan Israel.
"Sampai saat ini belum ada bantuan yang bisa masuk ke Jalur Gaza mengingat pintu perbatasan masih tertutup," kata Fikri.
Baca juga: PBB kecam serangan Israel ke RS di Gaza yang tewaskan 500 orang lebih
Fikri mengungkapkan paramedis di RS Indonesia mengalami kelelahan akibat terus menerus bekerja selama 24 jam karena jumlah korban terus bertambah.
Pihak RS Indonesia berharap obat-obatan dan bantuan paramedis bisa segera masuk Gaza untuk membantu paramedis menangani korban terkena serangan.
Jumlah korban dari pihak Palestina per 17 Oktober 2023, paling sedikit 2.350 orang meninggal dunia yang 600 di antaranya adalah anak-anak, 400 lainnya perempuan, sedangkan korban luka-luka lebih dari 9.000 orang, kata Fikri.
Di Rumah Sakit Indonesia sendiri, sampai 17 Oktober 2023, 470 orang meninggal dunia, 1.800 orang terluka, dan puluhan masih dirawat inap.
Baca juga: Spanyol ingin Israel diadili di ICC atas kejahatan perang atas Palestina
Baca juga: China tentang pemboman Gaza korbankan warga sipil Palestina
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023