Badan Baitul Mal Aceh menyiapkan anggaran Rp4,25 miliar yang dipergunakan untuk membangun sanitasi dan air bersih keluarga miskin di daerah itu, sebagai salah satu upaya pencegahan dalam penanggulangan gagal tumbuh kembang anak atau stunting di Aceh.
Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh Amirullah di Banda Aceh, Rabu, mengatakan program bantuan perbaikan dan pembangunan sanitasi dan air bersih menyasar keluarga miskin yang rumahnya belum memiliki toilet. Penentuan penerima juga berdasarkan rekomendasi Dinas Kesehatan.
“Dalam program ini kita bantuan masyarakat yang tidak punya toilet, kita kasih uang Rp8,5 juta per Kelapa Keluarga (KK), mereka bangun sendiri sesuai dengan kebutuhannya,” katanya.
Berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, prevalensi stunting di Aceh sebesar 31,2 persen. Amirullah menilai pembangunan sanitasi dan air bersih itu merupakan salah satu bentuk intervensi Baitul Mal Aceh dalam upaya penanggulangan angka stunting di Tanah Rencong.
“Kenapa sanitasi ini menjadi prioritas karena salah satu penyebab stunting juga karena pola buang air masyarakat,” ujarnya.
Sejauh ini, lanjut dia, realisasi program bantuan pembangunan dan perbaikan sanitasi dan air bersih sudah mencapai Rp3,08 miliar, dengan total penerima manfaat sebanyak 360 KK.
“Yang terdiri di Kabupaten Aceh Barat Daya sebanyak 70 KK, Aceh Selatan 60 KK, Pidie Jaya 30 KK, Bireuen 30 KK, Aceh Utara 75 KK, dan Nagan Raya 100 KK,” katanya.
Selama proses pembangunan sanitasi, lanjut dia, para penerima manfaat tersebut tetap di dalam pengawasan Baitul Mal Kabupaten/Kota, Dinas Sosial, termasuk Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), agar anggaran tersebut tidak disalahgunakan.
“Sejauh ini programnya berjalan tepat sasaran, tim kita melihat by name by address,” ujarnya.
Ia menambahkan, dana zakat yang disalurkan tersebut sesuai dengan Keputusan Dewan Pertimbangan Syari’ah Baitula Mal Aceh tentang penetapan program penyaluran zakat dan infak tahun 2023.
Ada tujuh senif yang menjadi sasaran penggunaan zakat di Tanah Rencong itu, yakni senif fakir, senif miskin, senif amil, senif muallaf, senif gharimin, senif fisabilillah dan senif Ibnu Sabil.
Bantuan perbaikan dan pembangunan sanitasi dan air bersih itu termasuk dalam dalam senif miskin, yakni total alokasi Rp4,25 miliar untuk 500 Kepala Keluarga, dengan asumsi setiap KK mendapatkan bantuan Rp8,5 juta.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh Amirullah di Banda Aceh, Rabu, mengatakan program bantuan perbaikan dan pembangunan sanitasi dan air bersih menyasar keluarga miskin yang rumahnya belum memiliki toilet. Penentuan penerima juga berdasarkan rekomendasi Dinas Kesehatan.
“Dalam program ini kita bantuan masyarakat yang tidak punya toilet, kita kasih uang Rp8,5 juta per Kelapa Keluarga (KK), mereka bangun sendiri sesuai dengan kebutuhannya,” katanya.
Berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, prevalensi stunting di Aceh sebesar 31,2 persen. Amirullah menilai pembangunan sanitasi dan air bersih itu merupakan salah satu bentuk intervensi Baitul Mal Aceh dalam upaya penanggulangan angka stunting di Tanah Rencong.
“Kenapa sanitasi ini menjadi prioritas karena salah satu penyebab stunting juga karena pola buang air masyarakat,” ujarnya.
Sejauh ini, lanjut dia, realisasi program bantuan pembangunan dan perbaikan sanitasi dan air bersih sudah mencapai Rp3,08 miliar, dengan total penerima manfaat sebanyak 360 KK.
“Yang terdiri di Kabupaten Aceh Barat Daya sebanyak 70 KK, Aceh Selatan 60 KK, Pidie Jaya 30 KK, Bireuen 30 KK, Aceh Utara 75 KK, dan Nagan Raya 100 KK,” katanya.
Selama proses pembangunan sanitasi, lanjut dia, para penerima manfaat tersebut tetap di dalam pengawasan Baitul Mal Kabupaten/Kota, Dinas Sosial, termasuk Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), agar anggaran tersebut tidak disalahgunakan.
“Sejauh ini programnya berjalan tepat sasaran, tim kita melihat by name by address,” ujarnya.
Ia menambahkan, dana zakat yang disalurkan tersebut sesuai dengan Keputusan Dewan Pertimbangan Syari’ah Baitula Mal Aceh tentang penetapan program penyaluran zakat dan infak tahun 2023.
Ada tujuh senif yang menjadi sasaran penggunaan zakat di Tanah Rencong itu, yakni senif fakir, senif miskin, senif amil, senif muallaf, senif gharimin, senif fisabilillah dan senif Ibnu Sabil.
Bantuan perbaikan dan pembangunan sanitasi dan air bersih itu termasuk dalam dalam senif miskin, yakni total alokasi Rp4,25 miliar untuk 500 Kepala Keluarga, dengan asumsi setiap KK mendapatkan bantuan Rp8,5 juta.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023