Pertunjukan seni budaya ikut memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional 2023 di Kota Lhokseumawe, Aceh, pada Minggu (22/10), yang diikuti sebanyak 1.500 santri dari 14 pondok pesantren di daerah itu.
Apel Hari Santri 2023 itu merupakan perdana dilakukan di Lapangan Hiraq, Lhokseumawe. Para peserta mengenakan sarung dan peci. Sebelum-sebelumnya, perayaan Hari Santri dilakukan hanya oleh masing-masing pondok pesantren.
Namun kali ini, Pemkot Lhokseumawe memberi kesempatan kepada para santri untuk menampilkan kreativitas dan keahlian di depan umum, sebagai salah satu pembuktian bahwa anak-anak yang berada di pendidikan dayah memiliki kesempatan yang sama dengan siswa sekolah umum.
Baca juga: Peringati Hari Santri, Kemenag Aceh: Jihad santri jayakan negeri
Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran mengatakan saat ini tercatat sebanyak 70 pondok pesantren di kota setempat, mulai dari tipe A, B dan C.
Kata dia, hal itu menjadi gambaran bahwa masyarakat Aceh sangat menjunjung tinggi pendidikan agama, untuk generasi penerus bangsa dengan tetap meningkatkan kapasitas dan kapabilitas untuk menyongsong perkembangan zaman yang semakin canggih dan memiliki persaingan ketat.
"Bukan hanya fokus ahli di bidang agama saja, tetapi pengetahuan lain juga harus dikuasai karena tantangan ke depan dibutuhkan santri yang punya keterampilan, santri yang punya iman, santri yang punya pengetahuan dan wawasan yang luas," kata Imran.
Ia juga mengharapkan agar tidak ada lagi perilaku kekerasan atau perundungan, baik di sekolah agama maupun lembaga pendidikan lainnya.
"Pemerintah juga siap mendukung peningkatan kompetensi pengelola lembaga pendidikan sehingga ada kesetaraan lembaga pendidikan agama dan umum, untuk melahirkan siswa dan santri yang berkualitas di Lhokseumawe," ujarnya.
Baca juga: 1.220 santri Dayah Insan Qurani ikut ajang Classic sambut Hari Santri
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Apel Hari Santri 2023 itu merupakan perdana dilakukan di Lapangan Hiraq, Lhokseumawe. Para peserta mengenakan sarung dan peci. Sebelum-sebelumnya, perayaan Hari Santri dilakukan hanya oleh masing-masing pondok pesantren.
Namun kali ini, Pemkot Lhokseumawe memberi kesempatan kepada para santri untuk menampilkan kreativitas dan keahlian di depan umum, sebagai salah satu pembuktian bahwa anak-anak yang berada di pendidikan dayah memiliki kesempatan yang sama dengan siswa sekolah umum.
Baca juga: Peringati Hari Santri, Kemenag Aceh: Jihad santri jayakan negeri
Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran mengatakan saat ini tercatat sebanyak 70 pondok pesantren di kota setempat, mulai dari tipe A, B dan C.
Kata dia, hal itu menjadi gambaran bahwa masyarakat Aceh sangat menjunjung tinggi pendidikan agama, untuk generasi penerus bangsa dengan tetap meningkatkan kapasitas dan kapabilitas untuk menyongsong perkembangan zaman yang semakin canggih dan memiliki persaingan ketat.
"Bukan hanya fokus ahli di bidang agama saja, tetapi pengetahuan lain juga harus dikuasai karena tantangan ke depan dibutuhkan santri yang punya keterampilan, santri yang punya iman, santri yang punya pengetahuan dan wawasan yang luas," kata Imran.
Ia juga mengharapkan agar tidak ada lagi perilaku kekerasan atau perundungan, baik di sekolah agama maupun lembaga pendidikan lainnya.
"Pemerintah juga siap mendukung peningkatan kompetensi pengelola lembaga pendidikan sehingga ada kesetaraan lembaga pendidikan agama dan umum, untuk melahirkan siswa dan santri yang berkualitas di Lhokseumawe," ujarnya.
Baca juga: 1.220 santri Dayah Insan Qurani ikut ajang Classic sambut Hari Santri
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023