Pemerintah Kota Sabang mempromosikan beragam produk kerajinan dari bahan baku pohon kelapa selama perhelatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8, sebagai upaya meningkatkan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pulau Weh itu.
Koordinator Anjungan Kota Sabang Evan Boy Foreman di Banda Aceh, Jumat, mengatakan pohon kelapa tersebut memang terkenal karena semua bagiannya sangat berguna untuk menghasilkan beragam produk turunan yang bernilai ekonomis.
“Di sana (Sabang.Red) sangat gampang ditemui kelapa. Filosofi kelapa dari kecil sampai besar semua bermanfaat. Jadi begitu melihat Sabang ini, hasil buminya cukup luar biasa,” kata Evan.
Evan, yang juga Kepala Museum Sabang BPKS itu mengatakan, Sabang dari zaman dulu memang terkenal dengan daerah perdagangan rempah dan produk hasil alam lainnya. Maka, ajang PKA-8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh itu jadi momen penting untuk meningkatkan promosi produk perajin setempat.
Beberapa produk dari pohon kelapa yang dipamerkan selama ajang empat tahunan tersebut seperti gelas, piring, mangkuk, tempat tisu, miniatur tugu kilometer nol Indonesia, dan beberapa produk lainnya.
“Alhamdulillah saat ini Sabang mulai terkenal dengan kerajinan tangan. Produk-produk ini di bawah binaan Dekranasda Sabang, yaitu kerajinan pohon kelapa, yang juga didukung oleh Pj wali Kota Sabang Reza Fahlevi,” ujarnya.
Selain produk dari pohon kelapa, lanjut dia, Pemkot Sabang juga memamerkan produk wastra atau tekstil yang memang menjadi bagian penting dari budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Sabang.
“Kalau produk wastra yang kita pamerkan kain tenun, dengan motif khas Sabang yaitu Bungoeng Ue atau bunga kelapa. Motif ini sudah menjadi hak paten Kota Sabang,” ujarnya.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan Pemerintah Kota Sabang memperkenalkan lima jalur rempah pada anjungan kota itu di PKA-8 yakni sejarah, kesenian, wastra, kuliner dan rempah.
“Kita telah mendesain anjungan Kota Sabang sesuai dengan tema jalur rempah yang tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan peran Sabang dalam jalur rempah di masa lalu,” kata Reza.
Ia mengatakan Sabang terkenal dengan cengkeh, pala dan pinang. Di mana pada anjungan tersebut ikut menyuguhkan produk hasil rempah yang di olah seperti manisan pala, sirup pala, manisan belimbing, sirup belimbing, minyak kelapa murni (VCO), termasuk dengan atraksi pengolahannya secara langsung.
“Kami mengajak masyarakat untuk mengunjungi anjungan Sabang, karena kami telah menyiapkan beragam informasi terhadap peran Kota Sabang dalam jalur rempah dunia,” katanya.
Baca juga: Sanggar The Budhi Sabang memukau di PKA ke-8 dengan lagu "Selayang"
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Koordinator Anjungan Kota Sabang Evan Boy Foreman di Banda Aceh, Jumat, mengatakan pohon kelapa tersebut memang terkenal karena semua bagiannya sangat berguna untuk menghasilkan beragam produk turunan yang bernilai ekonomis.
“Di sana (Sabang.Red) sangat gampang ditemui kelapa. Filosofi kelapa dari kecil sampai besar semua bermanfaat. Jadi begitu melihat Sabang ini, hasil buminya cukup luar biasa,” kata Evan.
Evan, yang juga Kepala Museum Sabang BPKS itu mengatakan, Sabang dari zaman dulu memang terkenal dengan daerah perdagangan rempah dan produk hasil alam lainnya. Maka, ajang PKA-8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh itu jadi momen penting untuk meningkatkan promosi produk perajin setempat.
Beberapa produk dari pohon kelapa yang dipamerkan selama ajang empat tahunan tersebut seperti gelas, piring, mangkuk, tempat tisu, miniatur tugu kilometer nol Indonesia, dan beberapa produk lainnya.
“Alhamdulillah saat ini Sabang mulai terkenal dengan kerajinan tangan. Produk-produk ini di bawah binaan Dekranasda Sabang, yaitu kerajinan pohon kelapa, yang juga didukung oleh Pj wali Kota Sabang Reza Fahlevi,” ujarnya.
Selain produk dari pohon kelapa, lanjut dia, Pemkot Sabang juga memamerkan produk wastra atau tekstil yang memang menjadi bagian penting dari budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Sabang.
“Kalau produk wastra yang kita pamerkan kain tenun, dengan motif khas Sabang yaitu Bungoeng Ue atau bunga kelapa. Motif ini sudah menjadi hak paten Kota Sabang,” ujarnya.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan Pemerintah Kota Sabang memperkenalkan lima jalur rempah pada anjungan kota itu di PKA-8 yakni sejarah, kesenian, wastra, kuliner dan rempah.
“Kita telah mendesain anjungan Kota Sabang sesuai dengan tema jalur rempah yang tujuannya adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan peran Sabang dalam jalur rempah di masa lalu,” kata Reza.
Ia mengatakan Sabang terkenal dengan cengkeh, pala dan pinang. Di mana pada anjungan tersebut ikut menyuguhkan produk hasil rempah yang di olah seperti manisan pala, sirup pala, manisan belimbing, sirup belimbing, minyak kelapa murni (VCO), termasuk dengan atraksi pengolahannya secara langsung.
“Kami mengajak masyarakat untuk mengunjungi anjungan Sabang, karena kami telah menyiapkan beragam informasi terhadap peran Kota Sabang dalam jalur rempah dunia,” katanya.
Baca juga: Sanggar The Budhi Sabang memukau di PKA ke-8 dengan lagu "Selayang"
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023