Banda Aceh (ANTARA) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Aceh gencar melakukan intensifikasi pengawasan pangan di provinsi paling barat Indonesia itu dalam rangka menyambut momentum Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Kepala BPOM Aceh Yudi Noviandi di Banda Aceh, Jumat, mengatakan pengawasan intensif tersebut merupakan sala satu bentuk komitmen dari BPOM Aceh untuk melindungi masyarakat dari potensi risiko kesehatan akibat produk pangan yang tidak layak konsumsi.
“Hal ini juga menjadi langkah nyata dalam mendukung terwujudnya keamanan pangan selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2025 mendatang,” kata Yudi.
Ia menjelaskan pengawasan dilakukan secara intensif selama tiga hari terakhir terhadap 17 sarana distributor, retail tradisional dan retail Modern di Bireuen serta 11 sarana di Kota Lhokseumawe.
Dari hasil pengawasan terhadap 28 sarana tersebut, di antaranya sebanyak 21 sarana dinyatakan memenuhi ketentuan (MK), sedangkan tujuh sarana lainnya tidak memenuhi ketentuan (TMK). Temuan mencakup 33 item produk kedaluwarsa dan tujuh item produk rusak.
“Produk kedaluwarsa dan produk rusak tersebut langsung kami tindaklanjuti untuk diturunkan dari etalase dan tidak diperjualbelikan kembali,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa intensifikasi pengawasan pangan tersebut bertujuan memastikan produk yang didistribusikan dan dijual dalam kondisi baik dan aman bagi masyarakat.
BPOM Aceh mengimbau masyarakat sebagai konsumen untuk senantiasa menjadi konsumen cerdas saat membeli berbagai produk pangan.
“Masyarakat senantiasa saat membeli dengan selalu memeriksa kemasan, label, izin edar, dan tanggal kedaluwarsa produk sebelum membeli dan mengonsumsinya,” kata Yudi.
Selama pengawasan pangan, BPOM Aceh juga melibatkan sektor terkait seperti Dinas Kesehatan Bireuen, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kota Lhokseumawe, Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe dan Disperindagkop UKM Bireuen.