Pemerintah Kota Sabang menampilkan kapal penumpang jamaah haji zaman dulu di Anjungan Kota Sabang selama Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.
Koordinator Anjungan Kota Sabang Evan Boy Foreman mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Museum BPKS Sabang menampilkan berbagai partisi sejarah yang berhubungan dengan Sabang, dengan menyinggung tema PKA ke 8 yakni rempahkan bumi, pulihkan dunia.
“Salah satunya kita membawa miniatur kapal kolonial Belanda masa itu, yang membawa penumpang untuk embarkasi haji,” kata Evan di Banda Aceh, Sabtu.
Baca juga: Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banda Aceh menyusuri sejarah Sabang di PKA 8
Selain miniatur kapal, pihaknya juga menampilkan foto-foto aktivitas bongkar muat barang zaman dulu, sekaligus keterangan serta beragam partisi sejarah lainnya.
Ia menjelaskan, kapal kolonial Belanda itu pada 1924 merupakan transportasi jamaah haji menunaikan ibadah ke Tanah Suci. Bahkan embarkasi pertama haji itu berada di Pulau Rubiah, Sabang.
Kata Evan, jamaah yang berangkat ke Mekkah dengan menggunakan kapal tersebut membutuhkan waktu tiga bulan untuk perjalanan ke Tana Suci Mekkah dan tiga bulan kembali lagi ke Indonesia.
“Saat tiba, mereka dikumpulkan di pelabuhan Sabang dan mereka diangkut ke Pulau Rubiah, di sana ada bangunan yang namanya embarkasi haji Indonesia,” ujarnya.
Di sana, lanjut dia, para jamaah haji tersebut didata kembali oleh pihak Belanda, untuk mengetahui jumlah para pribumi yang kembali ke Indonesia.
“Semuanya juga dikarantina untuk menghindari penyakit-penyakit yang dibawa di sana, karena saat itu Belanda begitu ketatnya,” ungkapnya.
Evan menambahkan, pada 1924 pelabuhan bebas Sabang sudah menjadi salah satu jalur perdagangan yang paling padat di dunia, lantaran adanya pertemuan jalur internasional.
Selat Malaka yang berseberangan dengan Pulau Sabang menjadi arus lalu lintas pelayaran kapal-kapal internasional. Hal ini yang membuat mereka singgah di Sabang.
Baca juga: Kontingen Kota Sabang toreh prestasi dalam perlombaan PKA 8
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Koordinator Anjungan Kota Sabang Evan Boy Foreman mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Museum BPKS Sabang menampilkan berbagai partisi sejarah yang berhubungan dengan Sabang, dengan menyinggung tema PKA ke 8 yakni rempahkan bumi, pulihkan dunia.
“Salah satunya kita membawa miniatur kapal kolonial Belanda masa itu, yang membawa penumpang untuk embarkasi haji,” kata Evan di Banda Aceh, Sabtu.
Baca juga: Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Banda Aceh menyusuri sejarah Sabang di PKA 8
Selain miniatur kapal, pihaknya juga menampilkan foto-foto aktivitas bongkar muat barang zaman dulu, sekaligus keterangan serta beragam partisi sejarah lainnya.
Ia menjelaskan, kapal kolonial Belanda itu pada 1924 merupakan transportasi jamaah haji menunaikan ibadah ke Tanah Suci. Bahkan embarkasi pertama haji itu berada di Pulau Rubiah, Sabang.
Kata Evan, jamaah yang berangkat ke Mekkah dengan menggunakan kapal tersebut membutuhkan waktu tiga bulan untuk perjalanan ke Tana Suci Mekkah dan tiga bulan kembali lagi ke Indonesia.
“Saat tiba, mereka dikumpulkan di pelabuhan Sabang dan mereka diangkut ke Pulau Rubiah, di sana ada bangunan yang namanya embarkasi haji Indonesia,” ujarnya.
Di sana, lanjut dia, para jamaah haji tersebut didata kembali oleh pihak Belanda, untuk mengetahui jumlah para pribumi yang kembali ke Indonesia.
“Semuanya juga dikarantina untuk menghindari penyakit-penyakit yang dibawa di sana, karena saat itu Belanda begitu ketatnya,” ungkapnya.
Evan menambahkan, pada 1924 pelabuhan bebas Sabang sudah menjadi salah satu jalur perdagangan yang paling padat di dunia, lantaran adanya pertemuan jalur internasional.
Selat Malaka yang berseberangan dengan Pulau Sabang menjadi arus lalu lintas pelayaran kapal-kapal internasional. Hal ini yang membuat mereka singgah di Sabang.
Baca juga: Kontingen Kota Sabang toreh prestasi dalam perlombaan PKA 8
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023