Menteri BUMN Erick Thohir mengharapkan Perum LBKN ANTARA tidak mati dan tinggal menjadi sejarah, di mana ANTARA harus bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan industri pers saat ini dan ke depan.

"Saya terima kasih ANTARA ini tidak melupakan sejarahnya, tetapi yang saya lebih menakutkan jangan sampai ANTARA menjadi sejarah. Artinya, ANTARA harus benar-benar bisa beradaptasi dengan dinamika perkembangan industri pers yang hari ini juga terjadi di seluruh dunia," kata Erick saat memberi sambutan usai melihat pameran foto bertajuk "Pers, Demokrasi, dan Pembangunan" di Ruang Galeri Komplek ANTARA Heritage Center atau yang dulu dikenal dengan Gedung ANTARA Pasar Baru Jakarta, Minggu.

Ia menceritakan bagaimana perkembangan yang terjadi di media saat ini. Menurutnya, media sebagai institusi seharusnya menjadi check dan balance di dalam sebuah negara, bukan menjadi individu yang sekedar menyuarakan kepentingannya saja.

"Ini yang saya tekankan dan saya percaya yang membedakan kita tentu dengan sebuah institusi dan individu pasti kita lebih punya check and balance. Kalau individu pasti dia akan menyuarakan sekedar pendapatnya dan mungkin juga kepentingannya tanpa memikirkan konteks yang lebih lebar lagi tetapi kalau institusi saya rasa kekuatan kita menjadi check and balance ini yang terus harus dijaga," ucap Erick.

Baca juga: Perum LKBN ANTARA gelar pameran foto hari pers nasional

Untuk itu, ia juga mengharapkan ANTARA sebagai institusi bisa menjadi check and balance.

"Di situ lah saya berharap ANTARA tidak jadi sejarah, ANTARA harus tetap membuka perkembangan-perkembangan beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi tetapi juga saya masih meyakinkan sebuah institusi akan punya kekuatan kalau menjadi check and balance," kata Erick.

Untuk itu, ia mengharapkan ANTARA tetap menjadi media yang berkontribusi untuk kepentingan rakyat dengan pemberitaan yang baik dan tidak memecah belah bangsa.

"Itu menjadi stabilisasi yang harus dijaga ANTARA," kata Erik.

Perum LKBN ANTARA menyelenggarakan pameran foto berjudul "Pers, Demokrasi dan Pembangunan" yang menggambarkan dunia pers (kewartawanan) di Indonesia, mulai zaman revolusi hingga saat ini.

Beberapa foto yang ditampilkan juga memperlihatkan perjalanan Pemilu di Indonesia, mulai dari pemilu pertama tahun 1955 hingga kampanye Capres-Cawapres 2024.

Termasuk pula beberapa hasil pembangunan baik infrastruktur, sarana-prasarana umum sepanjang sepuluh tahun terakhir pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: LKBN ANTARA siap dukung pengembangan cagar budaya Pasar Baru
Baca juga: LKBN ANTARA raih Anugerah Jurnalistik Adinegoro lewat liputan korban pelanggaran HAM


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri BUMN berharap ANTARA tidak menjadi sejarah

Pewarta: Benardy Ferdiansyah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024