Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) menampung puluhan korban penggusuran hunian sementara korban tsunami Barak Bakoy, Aceh Besar.

"Ada sekitar 78 jiwa dari 18 keluarga termasuk anak-anak yang kami tampung karena Barak Bakoy yang selama ini mereka tempati digusur," kata Direktur YARA Safaruddin di Banda Aceh, Kamis.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar membongkar barak yang dihuni korban tsunami 26 Desember 2004 yang hingga kini belum mendapatkan rumah bantuan. Pembongkaran dilakukan 27 April silam.

Safaruddin mengatakan, pada malam pertama setelah pembongkaran, belasan keluarga penghuni Barak Bakoy sempat menginap di mushala setempat.

"Namun, mereka juga tidak diizinkan di tempat itu hingga akhirnya ditampung di Kantor YARA. Kami hanya bisa memberikan fasilitas semampu kami," kata Safaruddin.

Safaruddin mengaku pihaknya belum melaporkan penampungan korban penggusuran Barak Bakoy ke pemerintah daerah. Namun begitu, Safaruddin merasa yakin pemerintah daerah mengetahui YARA menampung mereka.

"Soal tahu atau tidaknya, saya yakin pemerintah melalui instansi terkait sudah mengetahuinya. Namun begitu, hingga kini belum ada respons dari pemerintah terhadap nasib korban penggusuran Barak Bakoy," kata Safaruddin.

Safaruddin menyesalkan pembongkaran dan penggusuran Barak Bakoy tersebut. Apalagi Gubernur Aceh juga sudah mengeluarkan penyataan di media agar pembongkaran Barak Bakoy tidak dilakukan.

"Ini terkait dengan kemanusiaan. Penghuni Barak Bakoy juga saudara kita, korban tsunami yang hingga kini belum mendapat rumah bantuan," kata Safaruddin.

Menyangkut rumah bantuan, Safaruddin mengatakan, Pemerintah Aceh siap membangunnya. Namun Pemerintah Aceh meminta Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menyediakan tanahnya.

"Saya pikir ini hanya soal kepedulian saja. Kalau pemerintah daerah peduli kepada rakyatnya, masalah ini sudah selesai jauh hari. Karena itu, kami berharap pemerintah daerah merespons nasib korban penggusuran Barak Bakoy," kata Safaruddin.

Pewarta: M Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017