Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Diauddin mengajak nelayan di daerah tersebut untuk menggunakan alat tangkap ramah lingkungan guna menjaga keberlangsungan ekosistem.

"Kami mengimbau kepada nelayan agar tidak mengunakan pukat harimau dan bom karena bisa merusak ekosisten dan kelestarian laut terganggu," katanya di Banda Aceh, Selasa.

Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela tarik pukat yang berlangsung di Gampong Jawa, Banda Aceh dalam serangkaian Pekan nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XV, 6-11 Mei 2017.

Ia menjelaskan jika alat tangkap yang digunakan berupa pukat harimau dan bom serta alat tangkap yang tidak ramah lingkungan lainnya akan merusak potensi laut.

"Jika semua rusak apa yang akan kita berikan bagi anak cucu kita di masa mendatang. Masih banyak nelayan disini menangkap ikan secara tradisional, tapi mereka mampu menghasilkan 100 ribu ton ikan per tahun, jika  menggunakan teknologi mampu menghasilkan 200 ribu ton," katanya.

Ia menambahkan sektor perikanan di provinsi ujung paling barat Indonesia itu memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan di masa mendatang.

Dalam kegiatan tarik pukat tersebut turut hadir langsung Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang ikut menarik pukat bersama nelayan dan juga peserta Penas dan petani dan nelayan yang berasal dari Asia.

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017