Bank Indonesia Perwakilan Aceh optimistis perekonomian Aceh pada 2024 dapat tumbuh di atas 4 persen secara year-on-year/yoy, sehingga pemerintah provinsi setempat perlu terus berupaya meningkatkan nilai tambah setiap produk ekonomi terutama sektor pertanian yang menjadi sumber utama.

Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Kamis, mengatakan struktur ekonomi daerah Tanah Rencong itu masih didominasi sektor pertanian. Tentunya, potensi produk pertanian tersebut sangat bergantung pada kondisi alam, cuaca, dan juga harga komunitas.

“Secara pertumbuhannya kita di kisaran yang relatif masih terjaga, di sekitar 4,3 persen ya. Ini menjadi tantangan di Aceh, salah satunya adalah bagaimana nanti meningkatkan nilai tambah,” kata Rony.

Ia menjelaskan sumber pertumbuhan ekonomi Aceh masih didominasi sektor lapangan usaha pertanian yang mencapai 30 persen. Produk-produk tersebut masih dapat menghasilkan nilai tambah yang tinggi, sehingga menjadi tantangan pemerintah untuk mulai melakukan hilirisasi.

Salah satunya, lanjut dia, dengan mengolah gabah kering panen yang selama ini banyak dijual petani Aceh dalam bentuk gabah basah. Apalagi, Aceh merupakan salah satu daerah di Sumatera yang surplus produksi gabah setiap tahun.

“Ini bisa juga nanti didorong untuk meningkatkan produksi beras. Hal ini menjadi penting karena apapun bahan pangan, tentunya tidak akan mungkin turun ya, karena jumlah penduduknya semakin meningkat,” ujarnya.

Dengan dengan meningkatkan nilai tambah melalui berbagai produk olahan, maka diharapkan dapat berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi di provinsi paling barat Indonesia itu.

“Ini memang terus harus dilakukan, termasuk perikanan juga, dengan ikan yang dibekukan. Dengan dilakukan hilirisasi dengan freezer itu akan sangat membantu dari penyediaan untuk ikan masyarakat,” ujarnya.

Di samping itu, pertumbuhan ekonomi Aceh juga harus dibarengi dengan angka inflasi yang terjaga. Dalam tiga tahun terakhir, inflasi Aceh termasuk yang tertinggi di Sumatera, bahkan secara nasional. 

Namun pada 2023, inflasi Aceh menjadi yang terendah secara nasional yakni 1,53 persen. “Inflasi 1,53 persen tersebut terendah, belum pernah (Aceh) mencapai inflasi itu. Semoga nanti bisa berlanjut untuk kedepannya,” ujarnya.
 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024