Meulaboh (ANTARA Aceh) - Material batubara tumpah ruah di kawasan pantai Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh akibat tongkang pengangkut bahan tambang tersebut terdampar ke pantai pesisir setempat.

Zul Akli, salah seorang warga ditemui wartawan di lokasi, Jumat, mengatakan, tongkang bermuatan batubara milik salah satu perusahaan pertambang di daerah itu terdampar ke pantai saat cuaca buruk gelombang tinggi disertai angin kencang.

"Sudah sering terjadi tongkang terdampar sehingga batubara tumpah ke laut, kejadian yang ini sudah dua hari belum ada penangganan dari pemiliknya. Hanya tongkang saja yang ditarik ke laut, sementara batubara dibiarkan saja," sebutnya.

Masyarakat setempat sudah sering mengeluhkan kondisi tersebut akan tetapi belum ada upaya untuk memperbaiki ekosistem pantai yang telah beralih fungsi dari kawasan tempat mencari nafkah nelayan kecil, kini sudah menjadi area tumpahan batubara.

Betapa tidak, masyarakat pesisir kawasan itu biasanya menjaring ikan dan udang sabu di sepanjang pantai tersebut, namun saat ini warna air laut pantai mereka sudah berubah coklat kehitaman sehingga biota lautpun sudah tidak ada.

Di kawasan perairan setempat setiap saat ada kegiatan ekspor impor material batubara milik perusahaan tambang PT Mifa Bersaudara maupun milik PT PLN (persero) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya.

Sementara itu Manager PT PLN Area Meulaboh Redi Zusanto yang dikonfirmasi wartawan terkait bencana alam ini menyatakan, bahwa material batubara tersebut bukan bahan baku untuk PLTU yang biasanya didatangkan dari luar Aceh.

Senior Manager Operation/ KTT, Adi Risfandi didampingi CSR dan Media Relation Manager PT Mifa Bersaudara Azizon Nurza dalam keterangan tertulis kepada wartawan mengakui bahwa tongkang serta batubara tersebut milik perusahaan mereka.

Sedangkan evakuasi tongkang sedang dalam proses menggunakan tiga tugboad untuk penariknya, namun kejadian tongkang PT Mifa Bersaudara terbalik belum pernah terjadi, fersi mereka kejadian itu hanya kandas karena cuaca dan angin kencang.

Dijelaskan, selama perusahaan itu beroperasi, baru tiga kali terjadi tongkang kandas, pertama tahun 2015 yang berisi batubara tapi tidak terjadi tumpahan dan tongkang bisa dievakuasi, kedua awal tahun 2017 tapi tidak bermuatan sehingga bisa dievakuasi dan ketiga yang saat ini sedang terjadi.

"Untuk penanganan tumpahan batubara, karena posisinya dipantai maka akan diambil dan dikumpulkan menggunakan excapator. Akan dilaksanakan sesuai prosedur penanganan lingkungan," katanya menambahkan.


Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017