Objek wisata alam Tamsar 27 dan Bukit di Atas Awan Desa Bengkelang, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang ramai dipadati pengunjung, selama libur panjang akhir pekan.

Pengelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tamsar 27 Sabirin di Aceh Tamiang, Senin, mengatakan dalam empat hari terakhir pengunjung Tamsar 27 meningkat. Wisatawan paling ramai tercatat pada Minggu, yang mencapai ratusan orang, berdasarkan data pembelian tiket masuk. Sementara khusus bagi pengunjung dari desa setempat dan sekitarnya, gratis tiket masuk.

“Harga tiket masuk Rp5.000 per orang dan Rp5.000 per sepeda motor. Kalau kendaraan mobil Rp20 ribu lain penumpang, namun anak-anak tidak bayar,” kata Birin.

Menurutnya, pengunjung didominasi remaja. Ada juga dari komunitas, rombongan keluarga yang khusus datang pagi pulang sore. Jam wisata dibatasi hingga pukul 18.00 WIB.

Baca: Komunitas pesepeda Aceh Tamiang survei trek objek wisata Tamsar 27

“Kalau wisatawan anak-anak muda kadang mereka menginap (kemping) malam di Bukit Atas Awan dan paginya baru ke Tamsar 27 untuk mandi-mandi,” kata dia.   

Birin menyebutkan, Tamsar 27 atau air terjun berjumlah 27 tingkat itu menjual pesona alam yang berbeda dengan air terjun kebanyakan. Terdapat cekungan kolam pemandian yang sejuk di setiap tingkatan. Konon sumber air Tamsar 27 keluar dari sebuah bongkahan batu di puncak gunung. Kelebihan lainnya meski hujan lebat Tamsar 27 tidak pernah meluap apalagi sampai terjadi banjir bandang.

“Kalau hujan sekalipun airnya tetap jernih, paling hanya keruh seperti air sabun kemudian tidak lama jernih kembali,” ujarnya.
Ketua pemuda Desa Bengkelang itu menceritakan, wisata alam Tamsar 27 mulai dibuka untuk umum pada tahun 2020. Tamsar 27 sempat viral karena memiliki panorama Bukit di Atas Awan. Bahkan dari cerita rakyat, pengunjung bisa melihat cahaya lampu Kota Kuala Simpang di atas bukit tersebut pada malam hari.

Hal ini pula yang membuat Bupati Mursil dan jajarannya pernah kemping di Bukit di Atas Awan pada Februari 2020. Sebagai bentuk dukungan pengembangan sektor pariwisata, pemkab Aceh Tamiang berjanji akan membuka akses jalan tembus ke Tamsar 27.

“Tapi jalan yang dijanjikan belum terealisasi hingga sekarang. Saat ini kami secara swadaya sedang mengerjakan pengerasan jalan menggunakan anggaran dana desa,” ujarnya.

Baca: Aceh Besar tingkatkan sosialisasi dukung kemajuan pariwisata

Tamsar 27, lanjut Sabirin sempat mati suri akibat wabah COVID-19 sepanjang 2020-2022. Namanya yang sudah tersohor pun redup dihantam gelombang corona selama dua tahun nihil pengunjung. Bahkan wisata alam Bukit di Atas Awan tutup, karena aksesnya tertutup semak belukar.

“Hari ini kami mulai berbenah untuk bangkitkan Tamsar 27. Setelah pengerasan jalan ini selesai, wisata Bukit di Atas Awan akan kami buka kembali,” katanya.
Salah seorang pengunjung Tamsar 27, Agus Setiawan (25) mengaku cukup menikmati wisata alam air terjun nan asri di sana. Dia sengaja mengisi libur akhir pekan bersama teman-temanya di Tamsar 27.

“Saya sudah dua kali pergi ke Tamsar 27, enaknya di sini selain jumlah kolamnya banyak, debit airnya besar dan jernih,” kata wisatawan lokal asal Karang Baru itu.

Secara pribadi Agus menilai pengembangan wisata Tamsar 27 ada kemajuan, terutama lokasinya sudah mudah dijangkau oleh kendaraan apapun. Wisatawan lokal ini berharap pengelola atau Pokdarwis Tamsar 27 dapat menambah fasilitas umum di lokasi objek wisata seperti MCK/tempat ganti pakaian, mushala dan gazebo untuk tempat peristirahatan.

“Satu lagi yang perlu petunjuk arah jalan ke Tamsar 27 juga belum ada, sementara banyak persimpangan jalan takutnya pengunjung bisa kesasar,” ujarnya.

Baca: Waduk Rajui kering jadi objek wisata baru di Pidie
 

Pewarta: Dede Harison

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024