Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melalui Satuan Tugas Pemulihan Pasca Gempa Pidie Jaya menyusun naskah akademik Qanun Pendidikan Kebencanaan di Aceh.

Penyusunan tersebut dilaksanakan dalam bentuk Workshop Penyusunan Naskah Akademik Qanun Pendidikan Kebencanaan yang dilaksanakan di ruang Balai Senat Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Rabu.

"Hingga kini belum ada payung hukum yang mengatur tentang pendidikan kebencanaan di Aceh, baik pada pendidikan formal maupun non-formal. Padahal lembaga pendidikan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," kata Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal.

Ia menjelaskan, berbagai hasil riset kebencanaan menyimpulkan bahwa banyaknya korban manusia dapat diminimalisasi apabila masyarakat memiliki kesadaran moral yang baik tentang kebencanaan.

"Ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi bencana disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang kebencanaan," katanya.

Menurut dia, selain menyusun naskah akademik kebencanaan, Unsyiah melalui Tim Satgas Pemulihan Pasca Gempa Pidie Jaya juga telah merumuskan enam aksi prioritas lainnya untuk pemulihan pasca gempa di Kabupaten Pidie Jaya.

Adapun enam aksi prioritas tersebut adalah pendampingan proses pembangunan fisik dan infrastruktur, membangun rumah sakit container, pemetaan patahan gempa, KKN Tematik, mendorong pembangunan Rumoh Pembelajaran Gempa di Aceh dan penyusunan naskah akademik Qanun Pendidikan Kebencanaan di Aceh.    
   
"Sangat penting bagi Aceh untuk melahirkan pelajaran pendidikan kebencananaan agar menjadi pembelajaran, bukan hanya bagi masyarakat Aceh dan Indonesia, tetapi juga dunia," katanya.

Ketua Tim Penyusunan Naskah Akademik Qanun Pendidikan Kebencanaan Unsyiah, Denni Iskandar mengatakan, pertemuan tersebut merupakan rangkaian dari aksi Satgas Unsyiah yang salah satu programnya adalah penyusunan naskah akademik kebencanaan.

"Aceh sebagai daerah yang rawan bencana sudah sepatutnya memiliki kurikulum pendidikan yang mempelajari tentang kebencanaan," tegasnya.

Menurutnya, korban bencana dapat diminimalisir jika masyarakat memiliki pemahaman yang baik sekaligus memiliki kesiapsiagaan dalam bencana.Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI), Aceh merupakan daerah tertinggi di Indonesia yang sering dilanda bencana. Tercatat, sejak tahun 1815 hingga 2017 terdapat 1.057 bencana di Aceh.


Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017