Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh memperkirakan ada sekitar sepuluh persen lahan pertanian produktif hilang setiap tahunnya akibat alih fungsi.

"Setiap tahunnya ada sekitar sepuluh persen lahan sawah produktif di Aceh hilang akibat alih fungsi lahan sperti pembangunan kantor pemerintahan dan perumahan warga," kata Kabid Tanaman Pangan Mukhlis di Banda Aceh, Jumat.

Ia menjelaskan alih fungsi lahan yang terjadi tersebut ada akibat pembagunan kantor pemerintahan, pemukiman warga dan alih fungsi lahan dari sawah menjadi kebun sawit.

"Jika di kawasan Aceh Besar banyak areal persawahan produktif dibagun rumah warga, toko, dan perumahan, sedangkan di Nagan Raya dan Aceh Selatan banyak dialihkan menjadi lahan perkebunan," katanya.

Sementara untuk wilayah Timur Aceh banyak dialih fungsikan lahan persawahan sebagai kawasan perkantoran pemerintahan seperti kantor Bupati Pidie Jaya dan Aceh Timur yang dibagun di areal pertanian.

"Kami perkirakan areal sawah produktif di Aceh semakin menyusut setiap tahunnya, setiap tahunnya lahan pertanian menyusut sepuluh  persen," katanya.

Ada pun langkah yang dilakukan untuk mengatasi penyusutan lahan produktif tersebut yakni dengan membuka lahan sawah baru di sejumlah daerah di Aceh.

Mukhlis menyebutkan, cetak sawah baru tahun 2017 seluas 5.000 hektare, sementara cetak lahan sawah baru di Aceh tahun 2016 seluas 2.500 hektare.

"Jika program cetak sawah baru ini berhasil, maka akan menambah luas baku sawah di Aceh," katanya.

Ia menambahkan salah satu yang menjadi kendala di daerah untuk program tersebut terkait persoalan teknis yang harus diselesaikan terlebih dahulu, misalnya kecocokan lapangan dan persyaratan lainnya.

"Jangan sampai setelah dicetak sawahnya tidak bisa digunakan, karena tidak ada air dan tidak ada petaninnya, hal ini harus diselesaikan dulu sebelum dicetak sawah baru," katanya.


Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017