Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh menyebut realisasi investasi Aceh pada triwulan I-2024 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, sehingga diharapkan terus kerjasama lintas sektor dalam menggaet investasi swasta ke Tanah Rencong itu.
Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Kamis, mengatakan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) Aceh pada triwulan I-2024 tumbuh sebesar 0,73 persen secara year-on-year/yoy, atau lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya 4,88 persen secara yoy.
“Melambatnya kinerja investasi sejalan dengan menurunnya indikator investasi seperti realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN), pembiayaan investasi, dan pengadaan semen,” ujar Rony.
Hal itu disampaikan Rony dalam Laporan Perekonomian Provinsi Aceh, sekaligus menjadi rekomendasi kebijakan bagi Pemprov Aceh guna mendorong pertumbuhan dan roda perekonomian di daerah berjulukan daerah Tanah Rencong itu di masa depan.
Baca juga: Prospek Investasi Apartemen di Medan, Tips dan Trik untuk Pemula
Ia menjelaskan realisasi PMA dan PMDN mengalami deselerasi pada triwulan I-2024. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi PMA dan PMDN pada triwulan I-2024 tumbuh sebesar 64,30 persen secara yoy atau lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 85,97 persen yoy.
Selain itu, untuk pembiayaan investasi juga mengalami deselerasi pada triwulan tersebut. Pembiayaan investasi tumbuh sebesar minus 10,16 persen secara yoy, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya sebesar minus 4,13 persen secara yoy.
“Dari sisi nilai, pembiayaan konsumsi juga mengalami penurunan dari Rp9,82 triliun pada triwulan IV-2023 menjadi Rp8,77 triliun pada triwulan I-2024,” ujarnya.
Sementara untuk investasi dalam bentuk bangunan, lanjut dia, juga masih tumbuh melambat. Hal ini terindikasi dari pengadaan semen yang masih mengalami kontraksi pada triwulan I-2024.
“Pengadaan semen pada triwulan I-2024 terkontraksi sebesar 15,17 persen yoy, lebih dalam dibandingkan dengan realisasi triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 6,14 persen yoy,” ujarnya.
Baca juga: Bustami yakinkan Dubes Jerman, Aceh terbuka untuk investasi
Di sisi lain, Bank Indonesia juga meminta agar Pemprov Aceh untuk memperkuat peran Satuan Tugas (Stagas) Percepatan Investasi Aceh atau Regional Investment Relations Unit (RIRU) Aceh dalam upaya menggaet investasi.
“Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan diperlukan keterlibatan investasi swasta dalam menggerakkan roda perekonomian,” ujarnya.
Peran Satgas RIRU menjadi penting dan perlu ditingkatkan dalam mengidentifikasi proyek clean and clear, mengikuti ajang promosi investasi, memetakan calon investor potensial.
“Serta memperkuat peran media dalam memperkenalkan proyek-proyek investasi kepada calon investor potensial,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Kamis, mengatakan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) Aceh pada triwulan I-2024 tumbuh sebesar 0,73 persen secara year-on-year/yoy, atau lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya 4,88 persen secara yoy.
“Melambatnya kinerja investasi sejalan dengan menurunnya indikator investasi seperti realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN), pembiayaan investasi, dan pengadaan semen,” ujar Rony.
Hal itu disampaikan Rony dalam Laporan Perekonomian Provinsi Aceh, sekaligus menjadi rekomendasi kebijakan bagi Pemprov Aceh guna mendorong pertumbuhan dan roda perekonomian di daerah berjulukan daerah Tanah Rencong itu di masa depan.
Baca juga: Prospek Investasi Apartemen di Medan, Tips dan Trik untuk Pemula
Ia menjelaskan realisasi PMA dan PMDN mengalami deselerasi pada triwulan I-2024. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi PMA dan PMDN pada triwulan I-2024 tumbuh sebesar 64,30 persen secara yoy atau lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 85,97 persen yoy.
Selain itu, untuk pembiayaan investasi juga mengalami deselerasi pada triwulan tersebut. Pembiayaan investasi tumbuh sebesar minus 10,16 persen secara yoy, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya sebesar minus 4,13 persen secara yoy.
“Dari sisi nilai, pembiayaan konsumsi juga mengalami penurunan dari Rp9,82 triliun pada triwulan IV-2023 menjadi Rp8,77 triliun pada triwulan I-2024,” ujarnya.
Sementara untuk investasi dalam bentuk bangunan, lanjut dia, juga masih tumbuh melambat. Hal ini terindikasi dari pengadaan semen yang masih mengalami kontraksi pada triwulan I-2024.
“Pengadaan semen pada triwulan I-2024 terkontraksi sebesar 15,17 persen yoy, lebih dalam dibandingkan dengan realisasi triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 6,14 persen yoy,” ujarnya.
Baca juga: Bustami yakinkan Dubes Jerman, Aceh terbuka untuk investasi
Di sisi lain, Bank Indonesia juga meminta agar Pemprov Aceh untuk memperkuat peran Satuan Tugas (Stagas) Percepatan Investasi Aceh atau Regional Investment Relations Unit (RIRU) Aceh dalam upaya menggaet investasi.
“Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan diperlukan keterlibatan investasi swasta dalam menggerakkan roda perekonomian,” ujarnya.
Peran Satgas RIRU menjadi penting dan perlu ditingkatkan dalam mengidentifikasi proyek clean and clear, mengikuti ajang promosi investasi, memetakan calon investor potensial.
“Serta memperkuat peran media dalam memperkenalkan proyek-proyek investasi kepada calon investor potensial,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024