Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh sedang mengupayakan adanya radio nuklir sebagai salah satu langkah untuk mengobati penyakit pasien kanker di rumah sakit tersebut.
"Kami sedang mengusulkan ke Kemenkes untuk pengadaan radio nuklir pada 2025," kata Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dr Isra Firmansyah di Banda Aceh, Jumat.
Dirinya menyampaikan, untuk pengobatan kanker di gedung onkologi rumah sakit Pemerintah Aceh itu saat ini masih cukup terbatas yakni hanya dengan operasi dan kemoterapi saja, selebihnya harus dirujuk ke Sumatera Utara.
Ia menjelaskan, terdapat beberapa cara untuk pengobatan penyakit kanker, bisa dengan obat-obatan atau kemoterapi, operasi dan radiasi.
Baca: RSUDZA siapkan fasilitas IGD khusus untuk atlet PON di Aceh, turunkan 300 nakes
"Kemudian, juga dapat dengan mengkombinasikan antara kemoterapi dengan operasi, serta juga kombinasi kemoterapi, radiasi dan operasi," ujarnya.
Saat ini, kata dia, RSUDZA masih kekurangan untuk radio terapi. Tetapi, terhadap langkah tersebut sudah dilakukan pembangunan bunker nya, dipastikan alat tersebut akan tersedia tahun ini.
Selain radio terapi, untuk radio nuklir nantinya juga harus memiliki bangunan sendiri. Selama ini, jika ada pasien yang memerlukan pengobatan sampai ke tahapan tersebut, harus dirujuk ke rumah sakit lainnya.
"Jadi ada dua lagi kita yang belum, satu radio terapi dan satu lagi radio nuklir. Insya Allah, mudah-mudahan dengan semangat bersama, kita akan mewujudkan itu," demikian dr Isra Firmansyah.
Baca: Sidak RSUDZA, DPRA temukan sejumlah masalah di gedung onkologi
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Kami sedang mengusulkan ke Kemenkes untuk pengadaan radio nuklir pada 2025," kata Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dr Isra Firmansyah di Banda Aceh, Jumat.
Dirinya menyampaikan, untuk pengobatan kanker di gedung onkologi rumah sakit Pemerintah Aceh itu saat ini masih cukup terbatas yakni hanya dengan operasi dan kemoterapi saja, selebihnya harus dirujuk ke Sumatera Utara.
Ia menjelaskan, terdapat beberapa cara untuk pengobatan penyakit kanker, bisa dengan obat-obatan atau kemoterapi, operasi dan radiasi.
Baca: RSUDZA siapkan fasilitas IGD khusus untuk atlet PON di Aceh, turunkan 300 nakes
"Kemudian, juga dapat dengan mengkombinasikan antara kemoterapi dengan operasi, serta juga kombinasi kemoterapi, radiasi dan operasi," ujarnya.
Saat ini, kata dia, RSUDZA masih kekurangan untuk radio terapi. Tetapi, terhadap langkah tersebut sudah dilakukan pembangunan bunker nya, dipastikan alat tersebut akan tersedia tahun ini.
Selain radio terapi, untuk radio nuklir nantinya juga harus memiliki bangunan sendiri. Selama ini, jika ada pasien yang memerlukan pengobatan sampai ke tahapan tersebut, harus dirujuk ke rumah sakit lainnya.
"Jadi ada dua lagi kita yang belum, satu radio terapi dan satu lagi radio nuklir. Insya Allah, mudah-mudahan dengan semangat bersama, kita akan mewujudkan itu," demikian dr Isra Firmansyah.
Baca: Sidak RSUDZA, DPRA temukan sejumlah masalah di gedung onkologi
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024