Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh menyiapkan uang kartal sekitar Rp2,5 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang tunai saat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut yang akan berlangsung pada 8-20 September 2024.
Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia Aceh M Ali Yamin di Banda Aceh, Jumat, pihaknya telah menghitung perkiraan uang tunai sambut PON XXI, baik pada Bank Indonesia Aceh di Banda Aceh maupun Bank Indonesia Wilayah Lhokseumawe.
"Untuk Bank Indonesia di Banda Aceh kita siapkan Rp1,5 triliun, uang ini belum beredar di masyarakat, kita stok untuk PON. Kalau Bank Indonesia Lhokseumawe kebutuhan di bawah kita sekitar Rp900 miliar hingga Rp1 triliun," ujarnya.
Bank Indonesia Aceh berharap agar uang yang telah disiapkan untuk PON XXI tersebut dapat memenuhi kebutuhan uang tunai para atlet, ofisial, pendukung dan wisatawan, sehingga dapat memperlancar transaksi keuangan di Tanah Rencong itu.
"Kita harapkan mereka bisa menggunakan uang tersebut untuk belanja di Aceh, sehingga masyarakat Aceh bisa menikmati uang tersebut dari hasil penjualan UMKM, dan sebagainya," ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto mengatakan pihaknya juga memanfaatkan momentum PON XXI untuk akselerasi penggunaan sistem pembayaran melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan digital di Aceh.
Baca: Peredaran uang kartal di Aceh Rp1,85 triliun pada triwulan II-2024
Hingga Mei 2024, BI mencatat pengguna QRIS Aceh sebanyak 574.246 pengguna dari target 652.551 pengguna pada 2024.
“Penyelenggaraan PON XXI di Aceh nanti menjadi penting sebagai momentum peningkatan digitalisasi di Aceh,” ujar Rony.
Sementara untuk volume transaksi, lanjut Rony, hingga Mei 2024 telah terdapat 5,80 juta transaksi QRIS di Aceh atau telah mencapai 56,8 persen dari target Bank Indonesia Aceh pada 2024 yakni sebesar 10,2 juta transaksi.
“Jadi kami terus melakukan berbagai kegiatan untuk akselerasi QRIS ini. Karena ini sangat bermanfaat tidak hanya untuk masyarakat, namun juga untuk UMKM,” ujarnya.
Selain itu, Bank Indonesia memprakirakan ekonomi Aceh setelah penyelenggaraan PON XXI akan tumbuh berkisar antara 4 hingga 4,8 persen. Hal ini tergantung bagaimana kebutuhan Aceh dapat terpenuhi dengan baik melalui peningkatan produksi dalam daerah.
“Contoh warung kopi, autentik (pertumbuhan) akan sangat tinggi karena produksi di sini, tapi barang, suvenir, seperti kaos ambil dari Medan itu maka kecil,” ujarnya.
Baca: BI Aceh luncurkan aplikasi digital PON XXI untuk permudah pengunjung
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia Aceh M Ali Yamin di Banda Aceh, Jumat, pihaknya telah menghitung perkiraan uang tunai sambut PON XXI, baik pada Bank Indonesia Aceh di Banda Aceh maupun Bank Indonesia Wilayah Lhokseumawe.
"Untuk Bank Indonesia di Banda Aceh kita siapkan Rp1,5 triliun, uang ini belum beredar di masyarakat, kita stok untuk PON. Kalau Bank Indonesia Lhokseumawe kebutuhan di bawah kita sekitar Rp900 miliar hingga Rp1 triliun," ujarnya.
Bank Indonesia Aceh berharap agar uang yang telah disiapkan untuk PON XXI tersebut dapat memenuhi kebutuhan uang tunai para atlet, ofisial, pendukung dan wisatawan, sehingga dapat memperlancar transaksi keuangan di Tanah Rencong itu.
"Kita harapkan mereka bisa menggunakan uang tersebut untuk belanja di Aceh, sehingga masyarakat Aceh bisa menikmati uang tersebut dari hasil penjualan UMKM, dan sebagainya," ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto mengatakan pihaknya juga memanfaatkan momentum PON XXI untuk akselerasi penggunaan sistem pembayaran melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan digital di Aceh.
Baca: Peredaran uang kartal di Aceh Rp1,85 triliun pada triwulan II-2024
Hingga Mei 2024, BI mencatat pengguna QRIS Aceh sebanyak 574.246 pengguna dari target 652.551 pengguna pada 2024.
“Penyelenggaraan PON XXI di Aceh nanti menjadi penting sebagai momentum peningkatan digitalisasi di Aceh,” ujar Rony.
Sementara untuk volume transaksi, lanjut Rony, hingga Mei 2024 telah terdapat 5,80 juta transaksi QRIS di Aceh atau telah mencapai 56,8 persen dari target Bank Indonesia Aceh pada 2024 yakni sebesar 10,2 juta transaksi.
“Jadi kami terus melakukan berbagai kegiatan untuk akselerasi QRIS ini. Karena ini sangat bermanfaat tidak hanya untuk masyarakat, namun juga untuk UMKM,” ujarnya.
Selain itu, Bank Indonesia memprakirakan ekonomi Aceh setelah penyelenggaraan PON XXI akan tumbuh berkisar antara 4 hingga 4,8 persen. Hal ini tergantung bagaimana kebutuhan Aceh dapat terpenuhi dengan baik melalui peningkatan produksi dalam daerah.
“Contoh warung kopi, autentik (pertumbuhan) akan sangat tinggi karena produksi di sini, tapi barang, suvenir, seperti kaos ambil dari Medan itu maka kecil,” ujarnya.
Baca: BI Aceh luncurkan aplikasi digital PON XXI untuk permudah pengunjung
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024