Pemerintah Aceh melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) mengajukan permohonan pengerukan kolam labuh kapal perikanan di PPI Samudera Kutaraja Lampulo Banda Aceh kepada anggota Wantimpres Agung Laksono.
"Kita tadi sudah sampaikan permohonan kepada bapak Agung Laksono terkait kendala-kendala yang dihadapi, termasuk soal daya tampung kolam yang terbatas," kata Kepala DKP Aceh, Aliman, di Banda Aceh, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan Aliman usai penyerahan permohonan di sela-sela kunjungan kerja Agung Laksono meninjau PPI Samudera Kutaraja Lampulo Banda Aceh.
Aliman mengucapkan terima kasih atas kunjungan Wantimpres untuk melihat langsung kondisi secara umum di kawasan PPI Lampulo Banda Aceh tersebut, sehingga nantinya bisa menyampaikan pertimbangannya kepada Presiden Jokowi.
Dirinya menyampaikan, jumlah kapal nelayan yang mendarat di PPI Lampulo hingga hari ini lebih kurang mencapai 563 unit. Tetapi,daya tampung kolam di pelabuhan tersebut masih terbatas, karena sebagiannya masih dangkal.
Ia menegaskan, pengurukan kolam labuh menjadi masalah prioritas untuk diselesaikan, sehingga nantinya kapal 60 GT ke atas juga bisa berlabuh di sana. Sehingga, tidak lagi ada kapal yang bersandar di sungai.
Aliman menuturkan, kondisi kolam labuh di PPI Samudera Kutaraja Lampulo saat ini minus kedalaman dua meter untuk kolam besar yang diperuntukkan bagi kapal 60 GT ke atas.
Idealnya, lanjut dia, untuk sebuah kolam labuh khususnya kapal perikanan 60 GT ke atas, idealnya memiliki kedalaman lima meter lebih dari permukaan laut.
"Jadi yang kita harapkan di sana adalah kedalaman lima meter. Sehingga kapal-kapal di atas 60 GT, bahkan 100 GT juga bisa masuk dan bersandar," katanya.
Dirinya berharap, Wantimpres dapat membantu menyampaikannya kepada Presiden dan juga kementerian terkait agar dapat membantu Aceh. Khususnya untuk pengerukan kolam labuh, dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.
"Jadi, tadi kita menyampaikan surat permohonan dan lengkap dengan proposal ke pak Agung, harapan kita ini bisa sampai ke Bapak Presiden dan juga diteruskan ke kementerian terkait," kata Aliman.
Terkait permohonan itu, Anggota Wantimpres Agung Laksono menyatakan bahwa permasalahan di PPI Lampulo sementara ini hanya pada belum baiknya tempat sandaran kapal, baik untuk kapal diatas 60 GT maupun dibawahnya.
Karena itu, dirinya berjanji untuk mengupayakan pendalaman kolam labuh tersebut, dan nantinya baru mengoptimalkan yang lainnya.
"Sekarang utamanya lebih memperdalam alur (kolam labuh) dulu, mengoptimalkan yang sudah ada. Lalu perbaikan-perbaikan seperlunya di sini, sehingga lebih nyaman," demikian Agung Laksono.
Baca juga: Agung Laksono harap arena utama PON XXI Aceh rampung medio Agustus
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Kita tadi sudah sampaikan permohonan kepada bapak Agung Laksono terkait kendala-kendala yang dihadapi, termasuk soal daya tampung kolam yang terbatas," kata Kepala DKP Aceh, Aliman, di Banda Aceh, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan Aliman usai penyerahan permohonan di sela-sela kunjungan kerja Agung Laksono meninjau PPI Samudera Kutaraja Lampulo Banda Aceh.
Aliman mengucapkan terima kasih atas kunjungan Wantimpres untuk melihat langsung kondisi secara umum di kawasan PPI Lampulo Banda Aceh tersebut, sehingga nantinya bisa menyampaikan pertimbangannya kepada Presiden Jokowi.
Dirinya menyampaikan, jumlah kapal nelayan yang mendarat di PPI Lampulo hingga hari ini lebih kurang mencapai 563 unit. Tetapi,daya tampung kolam di pelabuhan tersebut masih terbatas, karena sebagiannya masih dangkal.
Ia menegaskan, pengurukan kolam labuh menjadi masalah prioritas untuk diselesaikan, sehingga nantinya kapal 60 GT ke atas juga bisa berlabuh di sana. Sehingga, tidak lagi ada kapal yang bersandar di sungai.
Aliman menuturkan, kondisi kolam labuh di PPI Samudera Kutaraja Lampulo saat ini minus kedalaman dua meter untuk kolam besar yang diperuntukkan bagi kapal 60 GT ke atas.
Idealnya, lanjut dia, untuk sebuah kolam labuh khususnya kapal perikanan 60 GT ke atas, idealnya memiliki kedalaman lima meter lebih dari permukaan laut.
"Jadi yang kita harapkan di sana adalah kedalaman lima meter. Sehingga kapal-kapal di atas 60 GT, bahkan 100 GT juga bisa masuk dan bersandar," katanya.
Dirinya berharap, Wantimpres dapat membantu menyampaikannya kepada Presiden dan juga kementerian terkait agar dapat membantu Aceh. Khususnya untuk pengerukan kolam labuh, dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.
"Jadi, tadi kita menyampaikan surat permohonan dan lengkap dengan proposal ke pak Agung, harapan kita ini bisa sampai ke Bapak Presiden dan juga diteruskan ke kementerian terkait," kata Aliman.
Terkait permohonan itu, Anggota Wantimpres Agung Laksono menyatakan bahwa permasalahan di PPI Lampulo sementara ini hanya pada belum baiknya tempat sandaran kapal, baik untuk kapal diatas 60 GT maupun dibawahnya.
Karena itu, dirinya berjanji untuk mengupayakan pendalaman kolam labuh tersebut, dan nantinya baru mengoptimalkan yang lainnya.
"Sekarang utamanya lebih memperdalam alur (kolam labuh) dulu, mengoptimalkan yang sudah ada. Lalu perbaikan-perbaikan seperlunya di sini, sehingga lebih nyaman," demikian Agung Laksono.
Baca juga: Agung Laksono harap arena utama PON XXI Aceh rampung medio Agustus
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024