Kecil-kecil cabe rawit, begitulah ungkapan yang cocok disematkan kepada Radhwa Raihanah, lifter angkat berat berusia 14 tahun asal Pekanbaru itu berhasil menyumbang medali perunggu untuk Aceh pada cabor angkat berat kelas 52 kg pada PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Meski usianya jauh lebih muda dibanding lawan-lawannya, remaja kelahiran 9 Juni 2010 yang masih duduk di kelas 2 SMP ini tetap menunjukkan ketangguhannya.
Di PON XXI, ia bersaing dengan lifter-lifter senior seperti Susi Susanti dari Jawa Barat yang memiliki total angkatan 462,5 kg dan Sabrina dari Jawa Tengah dengan total angkatan 387,5 kg.
Namun, Radhwa tidak merasa rendah diri dan fokus pada angkatannya sendiri. Ia pun berhasil mendapatkan perunggu dengan total angkatan 370 kg, lebih unggul dari tiga lifter lainnya Upik Dian Praja dari Sulawesi Tengah, Melda Aulia Ali dari Jambi, dan Dwi Iniar dari Banten.
"Saat bertanding, saya fokus untuk mengangkat besi tanpa memperhatikan skor. Begitu pesan pelatih agar tidak kepikiran. Lalu, tahu-tahu dapat perunggu aja," ujar Radhwa.
Debut Radhwa sebagai lifter angkat beban sudah dimulai sejak usianya 12 tahun. Saat itu, dia mengikuti Pekan Olahraga Aceh (PORA) 2022 dan berhasil meraih emas. Dia sendiri mulai berlatih saat duduk di bangku kelas 6 SD, usianya masih 8 tahun pada waktu itu.
Motivasi Radhwa terjun ke dunia angkat berat adalah karena ingin mengikuti jejak kakaknya, Sherly Yulianti, yang sudah lebih dulu berprestasi di dunia angkat berat dan juga berlaga pada PON kali ini di kelas 63 kg mewakili Riau.
Melihat kakaknya bisa mencapai berbagai hal seperti membeli rumah dan kendaraan, Radhwa pun termotivasi untuk mengikuti jejaknya.
“Karena melihat dia bisa beli rumah, beli honda. Jadi kepingin kan. Nah saya ikut lah,” ujarnya.
PON kali ini, pelatih menargetkan Radhwa untuk bisa membawa pulang medali perak atau perunggu. Mengingat ini adalah PON pertamanya, apalagi ia juga menghadapi lifter Susi Susanti yang merupakan juara bertahan pada PON Jawa Barat 2016 dan PON Papua 2021.
"Yang emas itu kan kuat Kak Susi. Enggak bisa dikalahkan," kata Radhwa.
Gadis ini mengaku sempat merasa bosan dan ingin berhenti menjadi lifter angkat beban saat tidak ada jadwal pertandingan, tetapi perolehan medali perunggu ini membuatnya ingin terus melanjutkan karier sebagai lifter.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
Meski usianya jauh lebih muda dibanding lawan-lawannya, remaja kelahiran 9 Juni 2010 yang masih duduk di kelas 2 SMP ini tetap menunjukkan ketangguhannya.
Di PON XXI, ia bersaing dengan lifter-lifter senior seperti Susi Susanti dari Jawa Barat yang memiliki total angkatan 462,5 kg dan Sabrina dari Jawa Tengah dengan total angkatan 387,5 kg.
Namun, Radhwa tidak merasa rendah diri dan fokus pada angkatannya sendiri. Ia pun berhasil mendapatkan perunggu dengan total angkatan 370 kg, lebih unggul dari tiga lifter lainnya Upik Dian Praja dari Sulawesi Tengah, Melda Aulia Ali dari Jambi, dan Dwi Iniar dari Banten.
"Saat bertanding, saya fokus untuk mengangkat besi tanpa memperhatikan skor. Begitu pesan pelatih agar tidak kepikiran. Lalu, tahu-tahu dapat perunggu aja," ujar Radhwa.
Debut Radhwa sebagai lifter angkat beban sudah dimulai sejak usianya 12 tahun. Saat itu, dia mengikuti Pekan Olahraga Aceh (PORA) 2022 dan berhasil meraih emas. Dia sendiri mulai berlatih saat duduk di bangku kelas 6 SD, usianya masih 8 tahun pada waktu itu.
Motivasi Radhwa terjun ke dunia angkat berat adalah karena ingin mengikuti jejak kakaknya, Sherly Yulianti, yang sudah lebih dulu berprestasi di dunia angkat berat dan juga berlaga pada PON kali ini di kelas 63 kg mewakili Riau.
Melihat kakaknya bisa mencapai berbagai hal seperti membeli rumah dan kendaraan, Radhwa pun termotivasi untuk mengikuti jejaknya.
“Karena melihat dia bisa beli rumah, beli honda. Jadi kepingin kan. Nah saya ikut lah,” ujarnya.
PON kali ini, pelatih menargetkan Radhwa untuk bisa membawa pulang medali perak atau perunggu. Mengingat ini adalah PON pertamanya, apalagi ia juga menghadapi lifter Susi Susanti yang merupakan juara bertahan pada PON Jawa Barat 2016 dan PON Papua 2021.
"Yang emas itu kan kuat Kak Susi. Enggak bisa dikalahkan," kata Radhwa.
Gadis ini mengaku sempat merasa bosan dan ingin berhenti menjadi lifter angkat beban saat tidak ada jadwal pertandingan, tetapi perolehan medali perunggu ini membuatnya ingin terus melanjutkan karier sebagai lifter.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024