Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Aceh terus mengedukasi pentingnya kearifan lokal dalam mitigasi atau pengurangan risiko bencana kepada masyarakat di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.

Ketua FPRB Aceh Hasan Dibangka di Banda Aceh, Kamis, mengatakan edukasi kearifan lokal menjadi penting dalam melahirkan masyarakat tangguh bencana, sehingga dampak negatif dari sebuah bencana dapat dikurangi.

"Aceh merupakan daerah rawan bencana. Banyak kearifan lokal masyarakat di Aceh mendukung pengurangan risiko bencana. Karena itu, kami terus mengedukasi pentingnya kearifan lokal dalam pengurangan risiko bencana," katanya.

Pernyataan tersebut disampaikan Hasan Dibangka di sela-sela bincang inklusi pengurangan risiko bencana. Bincang-bincang tersebut membahas harmonisasi pengetahuan adat dan tradisional dalam mendukung kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.

Hasan Dibangka mengatakan banyak kearifan lokal masyarakat di Aceh mewujudkan kesiapsiagaan bencana. Seperti smong, kearifan lokal masyarakat di Pulau Simeulue. 

Smong terbukti mengurangi jatuhnya korban ketika bencana gempa dahsyat disusul tsunami pada 26 Desember 2004, kata Hasan Dibangka.

"Pada bencana tersebut, korban jiwa Pulau Simeulue kurang dari 10 orang. Sedangkan di daratan Pulau Sumatra ratusan ribu orang. Kearifan lokal smong memberikan bukti bagaimana kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," katanya.

Sementara itu, Dewan Pakar FPRB Aceh Fatimahsyam mengatakan adat dan kearifan lokal begitu penting dalam melahirkan masyarakat tangguh bencana. Selain itu juga peran perempuan dalam mendukung pengurangan risiko bencana.

"Perempuan merupakan sosok penting dalam keluarga. Partisipasi perempuan dalam pengurangan risiko bencana menjadi penting karena mampu mentransfer kearifan lokal kepada keluarganya," katanya.

Ia mencontohkan bagaimana kearifan lokal smong diajarkan turun temurun. Yang mengajarkan smong tersebut tidak terlepas dari peran ibu kepada anak-anaknya, sehinga smong bisa turun dari generasi ke generasi

"Banyak kearifan lokal di Aceh yang perlu terus digali dalam melahirkan masyarakat tangguh bencana. Secanggih apa pun teknologi kebencanaan, itu tidak akan berarti kalau tidak dibarengi dengan kearifan lokal," kata Fatimahsyam.
 

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024