Dosen Universitas Syiah Kuala (USK) menciptakan inovasi berupa autofeeder udang tenaga surya atau alat pemberi pakan udang vaname berbasis energi terbarukan, sebagai salah satu upaya untuk peningkatan produktivitas petambak udang.
“Produk ini sudah diterapkan kepada masyarakat, petani tambak kita di Alue Naga, dan sudah pernah diuji coba,” kata Ketua Pengabdian Autofeeder Udang Tenaga Surya USK Safrizal ST, MT di Banda Aceh, Senin.
Inovasi ini lahir dalam program penelitian pengabdian USK tahun 2024, dengan sumber dana PTN-BH USK. Tim pengembangan di antaranya Safrizal sebagai dosen Teknik Komputer, Aulia Rahman dosen Teknik Elektro dan Adrian Damora dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan.
Safrizal menjelaskan autofeeder udang tenaga surya tidak hanya berfungsi sebagai alat pemberi pakan udang secara otomatis, tetapi juga dilengkapi berbagai sensor lainnya, baik untuk mengukur keasaman atau pH, suhu, dan sebagainya.
Selama ini, menurut dia, pemberian pakan udang secara manual atau konvensional dilakukan secara sekaligus dalam jumlah banyak. Maka hal ini dapat menyebabkan penurunan dari kualitas air.
Namun, lanjut dia, apabila pemberian pakan dilakukan secara otomatis, maka petambak dapat mengatur agar pakan yang diberikan secara sedikit demi sedikit, dalam durasi yang lama.
“Dan hal itu akan membuat kualitas air di tambak tidak menjadi cepat turun, jadi lebih bertahan lama,” ujarnya.
Ia menambahkan inovasi yang mereka ciptakan ini hanya satu unit, sebagai percontohan, yang telah diberikan kepada petambak undang. Ia berharap inovasi ini bisa membantu petambak udang dalam meningkatkan produksi.
“Saya berharap ini sebagai pilot project. Kalau dilihat hal ini membantu nelayan, silahkan contoh. Kalau perlu dukungan, kita dukung, kalau ada pendanaan dukungan dari pemerintah, kita juga siap memproduksi yang lebih banyak,” ujarnya.
Baca juga: Telkom edukasi kewaspadaan serangan siber untuk pelajar Lhoknga Aceh Besar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Produk ini sudah diterapkan kepada masyarakat, petani tambak kita di Alue Naga, dan sudah pernah diuji coba,” kata Ketua Pengabdian Autofeeder Udang Tenaga Surya USK Safrizal ST, MT di Banda Aceh, Senin.
Inovasi ini lahir dalam program penelitian pengabdian USK tahun 2024, dengan sumber dana PTN-BH USK. Tim pengembangan di antaranya Safrizal sebagai dosen Teknik Komputer, Aulia Rahman dosen Teknik Elektro dan Adrian Damora dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan.
Safrizal menjelaskan autofeeder udang tenaga surya tidak hanya berfungsi sebagai alat pemberi pakan udang secara otomatis, tetapi juga dilengkapi berbagai sensor lainnya, baik untuk mengukur keasaman atau pH, suhu, dan sebagainya.
Selama ini, menurut dia, pemberian pakan udang secara manual atau konvensional dilakukan secara sekaligus dalam jumlah banyak. Maka hal ini dapat menyebabkan penurunan dari kualitas air.
Namun, lanjut dia, apabila pemberian pakan dilakukan secara otomatis, maka petambak dapat mengatur agar pakan yang diberikan secara sedikit demi sedikit, dalam durasi yang lama.
“Dan hal itu akan membuat kualitas air di tambak tidak menjadi cepat turun, jadi lebih bertahan lama,” ujarnya.
Ia menambahkan inovasi yang mereka ciptakan ini hanya satu unit, sebagai percontohan, yang telah diberikan kepada petambak undang. Ia berharap inovasi ini bisa membantu petambak udang dalam meningkatkan produksi.
“Saya berharap ini sebagai pilot project. Kalau dilihat hal ini membantu nelayan, silahkan contoh. Kalau perlu dukungan, kita dukung, kalau ada pendanaan dukungan dari pemerintah, kita juga siap memproduksi yang lebih banyak,” ujarnya.
Baca juga: Telkom edukasi kewaspadaan serangan siber untuk pelajar Lhoknga Aceh Besar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024