Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan seekor orangutan pertama lahir di Cagar Alam Jantho, Aceh Besar.

"Kami menemukan ada seekor betina yang selama ini berada di Cagar Alam Jantho bersama seekor bayinya. Dan ini, kelahiran orangutan pertama di Cagar Alam Jantho yang ditemukan," kata Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo di Banda Aceh, Rabu.

Penemuan bayi jantan orangutan tersebut terjadi pada 11 September 2017. Saat itu, tim BKSDA Aceh bersama tim Sumatran Orangutan Conservation Program (SOCP) memantau keberadaan orangutan di Stasiun Reintroduksi, Cagar Alam, Jantho.

Pada saat itu, tim menemukan orangutan betina berusia 12 hingga 16 tahun bernama Marconi bersama bayi jantannya yang diperkirakan berusia enam hingga delapan bulan.

"Si induk bersama bayinya terlihat sehat. Si induk bernama Marconi terlihat sangat perhatian dan protektif terhadap bayinya. Bayi orangutan tersebut diberi nama Masen, untuk mengingatkan tanah kelahirannya di wilayah Ulu Masen, Aceh Jaya," katanya.

Sapto Aji Prabowo menyebutkan, program reintroduksi orangutan di Cagar Alam Jantho sudah berlangsung selama hampir tujuh tahun. Program ini dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BKSDA, dan SOCP.

"Keberadaan Masen tersebut merupakan kasus pertama bayi orangutan lahir alami dari induknya yang direintroduksi atau dilepasliarkan kembali ke alam," ungkap dia.

Keberadaan orangutan reintroduksi tersebut, lanjut Sapto, akan terus dipantau, sehingga tercapai tujuannya membangun populasi satwa liar baru dengan kelahiran alami.

"Kelahiran alami orangutan tersebut menandakan bahwa habitatnya sesuai untuk populasi reintroduksi dan konservasi orangutan di Indonesia," sebut Sapto Aji Prabowo.    
    
Sebelumnya, Marconi merupakan orangutan hasil sitaan aparat negara di Alue Bilie, Nagan Raya, Aceh. Marconi, dikirim ke Fasilitas Karantina Batumbelin, Sibolangit, Sumatera Utara, pada Desember 2009.

Habitat Marconi di Nagan Raya dulunya merupakan wilayah dengan populasi orangutan yang tinggi dan berkembang. Namun, karena laju konversi hutan menjadi perkebunan sawit menjadikan habitat orang utan semakin terancam.

Marconi masih sangat muda saat tiba di Batumbelin, diperkirakan berusia antara empat hingga delapan tahun. Marconi menghabiskan hampir dua tahun di Batumbelin sebelum pindah ke Stasiun Reintroduksi Orangutan di Jantho, Aceh Besar.

Setelah melewati semua persyaratan, Marconi dilepasliarkan di Cagar Alam Jantho pada Agustus 2011. Namun, saat itu Marconi terjatuh dan terpaksa harus dibawa kembali ke karantina menjalani operasi lengan atasnya. Setelah delapan bulan, Marconi pulih dan akhirnya dilepasliarkan kembali.

"Selain Marconi, ada hampir 100 individu orangutan sudah dilepasliarkan di Cagar Alam Jantho. Kami mencatat tingkat keberhasilannya mencapai 87 persen," kata Sapto Aji Prabowo. 


Pewarta: M Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017