Meulaboh (ANTARA Aceh) - Masyarakat dalam tiga desa di Kecamatan Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, merasa terganggu debu oleh aktivitas penggangkutan material pembangunan jaringan teknis Irigasi Lhok Guci di kawasan setempat.

Kepala Desa Manggie, Banta Lidan di Meulaboh, Kamis mengatakan, warga sekitar sudah gerah dengan sikap kontraktor dan konsultan pengawas yang terkesan tidak menghiraukan pemukiman warga yang di kepung debu dan tanah yang jatuh ke jalan.

"Kami sudah berulang meminta ditingkatkan penyiraman, karena terbangan debu dari tanah proyek yang berserakan di jalan raya, tapi tetap kurang direspon oleh perusahaan konsultan pelaksana proyek," katanya kepada wartawan yang turun ke lokasi.

Adapun tiga desa yang terkena imbas itu yakni Desa Manggie, Desa Baroh dan Desa Leklek, Kecamatan Panton Reu, proyek pembangunan jaringan Irigasi Lhok Guci di Kecamatan Pante Ceureumen itu, merupakan proyek strategis nasional di Aceh.

Warga protes karena debu muncul saat cuaca cerah dan jalanan becek ketika disiram ataupun sesaat diguyur hujan, kondisi demikian telah berlansung sejak 1,8 tahun terakhir dengan estimasi jalan yang tertimbun tanah becek sepanjang empat kilometer.

Warga menceritakan, tanah yang menimbun jalan nasional Meulaboh - Geumpang itu, berasa dari ban mobil truk yang mengangkut material tanah untuk penimbunan, kondisi itu sudah sangat meresahkan dan membuat warga sekitar tidak nyaman.

"Jika tidak ada penyiraman, tentu warga di sini akan diserang debu sampai menyebabkan batuk-batuk dan mata perih. Sementara usai di siram, malah banjir lumpur dan becek, anak sekolah sampai jatuh tergelincir saat mau ke sekolah," keluh Banta Lidan.

Warga setempat sangat berharap, pihak perusahaan dapat melihat kondisi masyarakat sekitar dan mencarikan upaya penanganan, Banta Lidan menyarankan, ban mobil angkutan material harusnya dibersihkan sebelum menaiki jalan aspal hotmik.

Sementara itu Konsultan PT Catur Bina, Mislan, saat dikonfirmasi wartawan di lokasi menyatakan, pihaknya akan mengingatkan PT Nidia Karya (persero), sebagai konsultan pelaksana proyek tersebut agar lebih memperhatikan lingkungan sekitar.

"Akan kita intensifkan penyiraman sebanyak tiga kali dalam sehari, masukan untuk dilakukan penyiraman ban mobil pengangkutan material sebelum masuk jalan raya, itu juga akan dijadikan catatan," katanya menambahkan.


Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017