Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) naik menjadi Rp2.750 per kilogram dari harga sebelumnya hanya Rp 2.500 per kilogram.
"Saat ini harga TBS mencapai Rp2.750 per kilogram, naik dari bulan lalu yang hanya Rp2.500 per kilogram," kata Pengusaha Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Samira Syahrial di Blangpidie, Kamis.
Ia menilai kenaikan harga TBS kelapa sawit ini disebabkan permintaan crude palm oil/CPO yang meningkat di tengah hasil panen TBS Sawit yang minim akibat musim trek.
“Musim trek menyebabkan produksi TBS menurun, sementara permintaan CPO meningkat,” kata Syahrial.
Musim trek merupakan periode dimana produksi kelapa sawit menurun secara alami karena kondisi cuaca dan siklus tanaman. Hal ini menyebabkan pasokan TBS berkurang, sementara permintaan tetap tinggi, sehingga harga mengalami kenaikan.
Selain itu, peningkatan permintaan CPO di pasar global juga turut mempengaruhi harga TBS kelapa sawit.
Baca: Pj Gubernur Aceh undang investor buka pabrik minyak goreng
“Permintaan CPO yang meningkat, terutama dari pasar ekspor, membuat harga TBS ikut terdongkrak,” kata Syahrial.
Kenaikan harga tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para petani kelapa sawit di Kabupaten Abdya.
Dengan harga yang lebih tinggi, pendapatan petani diharapkan meningkat meskipun mereka harus menghadapi tantangan produksi yang lebih rendah selama musim trek.
Namun, Syahrial juga mengingatkan bahwa para petani perlu tetap waspada dan beradaptasi dengan kondisi ini dan merawat kebun dengan lebih baik lagi.
“Kami berharap para petani dapat mengelola hasil panen mereka dengan baik dan memanfaatkan kenaikan harga ini untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Kenaikan harga TBS tersebut juga menjadi perhatian pemerintah daerah yang terus memantau perkembangan harga dan produksi kelapa sawit di wilayah tersebut.
Diharapkan, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, para petani dapat terus bertahan dan berkembang meskipun menghadapi tantangan musim trek di penghujung tahun 2024.
Baca: Tiga investor berminat bangun pabrik minyak goreng di Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Saat ini harga TBS mencapai Rp2.750 per kilogram, naik dari bulan lalu yang hanya Rp2.500 per kilogram," kata Pengusaha Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Samira Syahrial di Blangpidie, Kamis.
Ia menilai kenaikan harga TBS kelapa sawit ini disebabkan permintaan crude palm oil/CPO yang meningkat di tengah hasil panen TBS Sawit yang minim akibat musim trek.
“Musim trek menyebabkan produksi TBS menurun, sementara permintaan CPO meningkat,” kata Syahrial.
Musim trek merupakan periode dimana produksi kelapa sawit menurun secara alami karena kondisi cuaca dan siklus tanaman. Hal ini menyebabkan pasokan TBS berkurang, sementara permintaan tetap tinggi, sehingga harga mengalami kenaikan.
Selain itu, peningkatan permintaan CPO di pasar global juga turut mempengaruhi harga TBS kelapa sawit.
Baca: Pj Gubernur Aceh undang investor buka pabrik minyak goreng
“Permintaan CPO yang meningkat, terutama dari pasar ekspor, membuat harga TBS ikut terdongkrak,” kata Syahrial.
Kenaikan harga tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para petani kelapa sawit di Kabupaten Abdya.
Dengan harga yang lebih tinggi, pendapatan petani diharapkan meningkat meskipun mereka harus menghadapi tantangan produksi yang lebih rendah selama musim trek.
Namun, Syahrial juga mengingatkan bahwa para petani perlu tetap waspada dan beradaptasi dengan kondisi ini dan merawat kebun dengan lebih baik lagi.
“Kami berharap para petani dapat mengelola hasil panen mereka dengan baik dan memanfaatkan kenaikan harga ini untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.
Kenaikan harga TBS tersebut juga menjadi perhatian pemerintah daerah yang terus memantau perkembangan harga dan produksi kelapa sawit di wilayah tersebut.
Diharapkan, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, para petani dapat terus bertahan dan berkembang meskipun menghadapi tantangan musim trek di penghujung tahun 2024.
Baca: Tiga investor berminat bangun pabrik minyak goreng di Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024