Pemerintah Aceh dan kabupaten/kota se Aceh diharapkan dapat memberikan dukungan penuh kegiatan festival teater berbahasa Aceh tingkat pelajar SMA/SMK demi keberlanjutan atau mencegah kepunahan bahasa daerah.
“Langkah ini penting untuk mencegah kekhawatiran punahnya bahasa daerah Aceh,” kata Koordinator Panitia Festival Teater Berbahasa Aceh, Ibrahim Sembiring, di Banda Aceh, Selasa.
Sebelumnya, Balai Bahasa Provinsi Aceh (BBPA) telah menginisiasi pelaksanaan Festival Teater Berbahasa Aceh tingkat SMA/SMK pada 24-26 November 2024, di Banda Aceh. Kegiatan tersebut diikuti 190 siswa dari 19 tim SMA/SMK dari delapan kabupaten/kota se Aceh.
Hasilnya, sebanyak enam sekolah berhasil meraih penghargaan yakni, untuk gelar penampil terbaik I diraih oleh SMAN 1 Darul Imarah, Aceh Besar. Terbaik II SMAN 9 Banda Aceh, dan SMAN 1 Bireuen berada di posisi terbaik III.
Posisi terbaik IV hingga VI masing-masing diraih oleh SMAN 1 Ingin Jaya (Aceh Besar), SMAN 1 Beutong (Nagan Raya), dan SMKN 5 Banda Aceh.
Karena itu, Ibrahim berharap pemerintah daerah dapat mengadopsi kegiatan serupa, baik festival teater maupun aktivitas lain yang menggunakan bahasa Aceh untuk dijadikan agenda rutin.
"Ada banyak alternatif lain untuk menumbuhkan minat penggunaan bahasa daerah, tinggal disesuaikan saja oleh pemerintah daerah," ujarnya.
Dirinya juga mengusulkan, pemerintah mensinergikan upaya pelestarian bahasa Aceh ini melalui pendidikan formal, mulai dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.
"Kami berharap ada kolaborasi lebih kuat dengan pemerintah untuk melibatkan lebih banyak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan," demikian Ibrahim.
Sebelumnya, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh (BBPA), Umar Solikhan menyatakan bahwa festival teater berbahasa Aceh sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan jumlah penutur muda bahasa Aceh yang saat ini mulai mengalami penurunan.
“Kegiatan ini penting untuk menumbuhkan apresiasi terhadap bahasa dan sastra daerah, sekaligus melindungi dan mengembangkan bahasa daerah khususnya di kalangan generasi muda,” katanya.
Dirinya menjelaskan, kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) Aceh yang telah dilaksanakan Balai Bahasa Aceh sejak tahun 2022.
Kata dia, revitalisasi melalui seni pertunjukan ini, selain dalam rangka restorasi kembali bahasa Aceh, juga untuk melatih kemampuan teatrikal generasi muda.
“Semoga kegiatan ini dapat pula merangsang tumbuhnya komunitas teater berbahasa daerah di wilayah Aceh yang dalam satu dekade ini, semangat seni pertunjukan juga mulai memudar,” ujar Umar Solikhan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Langkah ini penting untuk mencegah kekhawatiran punahnya bahasa daerah Aceh,” kata Koordinator Panitia Festival Teater Berbahasa Aceh, Ibrahim Sembiring, di Banda Aceh, Selasa.
Sebelumnya, Balai Bahasa Provinsi Aceh (BBPA) telah menginisiasi pelaksanaan Festival Teater Berbahasa Aceh tingkat SMA/SMK pada 24-26 November 2024, di Banda Aceh. Kegiatan tersebut diikuti 190 siswa dari 19 tim SMA/SMK dari delapan kabupaten/kota se Aceh.
Hasilnya, sebanyak enam sekolah berhasil meraih penghargaan yakni, untuk gelar penampil terbaik I diraih oleh SMAN 1 Darul Imarah, Aceh Besar. Terbaik II SMAN 9 Banda Aceh, dan SMAN 1 Bireuen berada di posisi terbaik III.
Posisi terbaik IV hingga VI masing-masing diraih oleh SMAN 1 Ingin Jaya (Aceh Besar), SMAN 1 Beutong (Nagan Raya), dan SMKN 5 Banda Aceh.
Karena itu, Ibrahim berharap pemerintah daerah dapat mengadopsi kegiatan serupa, baik festival teater maupun aktivitas lain yang menggunakan bahasa Aceh untuk dijadikan agenda rutin.
"Ada banyak alternatif lain untuk menumbuhkan minat penggunaan bahasa daerah, tinggal disesuaikan saja oleh pemerintah daerah," ujarnya.
Dirinya juga mengusulkan, pemerintah mensinergikan upaya pelestarian bahasa Aceh ini melalui pendidikan formal, mulai dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.
"Kami berharap ada kolaborasi lebih kuat dengan pemerintah untuk melibatkan lebih banyak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan," demikian Ibrahim.
Sebelumnya, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh (BBPA), Umar Solikhan menyatakan bahwa festival teater berbahasa Aceh sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan jumlah penutur muda bahasa Aceh yang saat ini mulai mengalami penurunan.
“Kegiatan ini penting untuk menumbuhkan apresiasi terhadap bahasa dan sastra daerah, sekaligus melindungi dan mengembangkan bahasa daerah khususnya di kalangan generasi muda,” katanya.
Dirinya menjelaskan, kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) Aceh yang telah dilaksanakan Balai Bahasa Aceh sejak tahun 2022.
Kata dia, revitalisasi melalui seni pertunjukan ini, selain dalam rangka restorasi kembali bahasa Aceh, juga untuk melatih kemampuan teatrikal generasi muda.
“Semoga kegiatan ini dapat pula merangsang tumbuhnya komunitas teater berbahasa daerah di wilayah Aceh yang dalam satu dekade ini, semangat seni pertunjukan juga mulai memudar,” ujar Umar Solikhan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024