Blangpidie (ANTARA Aceh) - Pembangunan Gardu Induk (GI) milik PLN di Desa Alue Manggota, Kecamatan Blangpidie, sebagai embrio kelistrikan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) masa depan, sehingga semua pihak diminta untuk mendukungnya.

Manajer PLN Rayon Blangpidie, Suherman Nazir di sela-sela acara peninajuan GI Alue Manggota di Blangpidie, Rabu mengatakan, GI berkafasitas 21/30 MVA yang telah dibangun itu segera dioperasikan, supaya kebutuhan listrik akan terpenuhi untuk semua keperluan masyarakat.

"Inilah embrio kelistrikan Abdya masa depan. Artinya, semua pihak harus mendukung untuk percepatan pembangunan ini. Ini bukan hanya pekerjaan PLN semata, akan tetapi juga pekerjaan seluruh stekholder dan semua masyarakat yang berkepentingan dengan kelistrikan," tuturnya.

Suherman menargetkan, Oktober 2017, GI Alue Manggota sudah dapat diresmikan untuk dioperasikan, apalagi seluruh tower transmisi yang dibangun PLN dari Krueng Seumayam, Kecamatan Babahrot hingga ke Desa Alue Manggota, Kecamatan Blangpidie sudah selesai dikerjakan.

"Rated powernya 21/30 MVA atau tiga kali lipat lebih besar kafasitasnya bila dibandingkan dengan sekarang. Jadi, dalam waktu dekat segera diresmikan untuk dioperasikan," katanya didampingi petugas pembebasan lahan, Rudi bersama Edi Gunawan selaku pelaksana pekerjaan dan Rekonsul PLN.

"Jadi, rencana Bupati Abdya Akmal Ibrahim untuk memasukkan arus listrik ke lokasi pembuatan pakan ternak dan ke lokasi kolam udang vaname di kawasan Bandara Kuala Batu, kita sudah siap itu. Insyaallah Oktober ini sudah bisa kita operasikan," tuturnya.

Ia berkata, pembangunan GI bersama tower-tower transmisi di sepanjang wilayah pantai barat selatan Aceh merupakan bukti komitmen PLN terhadap pembangunan infrastruktur dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan, baik di wilayah kota maupun di setiap perdesaan.

Sebab, lanjut dia, jika GI Alue Manggota sudah dioperasikan, tentu ketersediaan daya listrik di semua pelosok perdesaan dalam Kabupaten Abdya sudah bisa terpenuhi, sehingga usaha industri besar, menegah dan kecil yang menggunakan jasa kelistrikan akan berjalan dengan lancar.  
    
"Jadi, pembangunan GI dan tower transmisi ini dilakukan tiga tahap. Untuk tahap pertama pembangunannya dari Kabupaten Nagan Raya ke Alue Bilie, kemudian,  tahap kedua dari Krueng Seumayam ke Alue Manggota dan tahap ketiga ke wilayah Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan," ujarnya.

Rudi, petugas bidang pembebasan lahan dibawah jaringan tower transmisi mengatakan, proses pembangunan GI dan tower transmisi ini cukup banyak terkendala di lapangan, terutama masyarakat pemilik lahan meminta pembayaran ganti rugi tanah dengan harga mahal.

"Untuk kawasan Kecamatan Babahrot, Kuala Batee dan Kecamatan Jeumpa pembayaran kompensasi tanah dibawah jaringan ini sudah selesai semua. Hanya saja tinggal 18 orang masyarakat lagi di Kecamatan Blangpidie yang belum memberikan tanda tangan persetujuan tanah," tuturnya.

Meskipun saat ini masih ada beberapa kendala pembebasan lahan yang dihadapi petugas di lapangan, namun pihak PLN akan terus berusaha untuk melakukan mediasi kembali dengan warga secara kekeluargaan, supaya proses pembayaran lahan masyarakat tidak sampai ke tingkat pengadilan.

"Kita terus mencoba mediasi kembali, bagaimana caranya Oktober ini kita sudah bayar semua lahan masyarakat di bawah jaringan dengan cara melakukan sosialisasi. Jadi, kami tidak ingin juga sistem pembayaran tanah ini sampai ke tingkat pengadilan," katanya. 


Pewarta: Suprian

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017