Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah menyalurkan bantuan obat untuk mengendalikan jamur akar putih yang menyerang batang karet petani di beberapa kawasan sentra perkebunan karet rakyat di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Aceh Barat, Said Mahjali di Meulaboh, Kamis, mengatakan obat cairan jenis fungisida anvil tersebut disalurkan sebanyak 200 liter untuk kebutuhan 50 hektare lebih perkebunan karet rakyat.

"Bantuan obat itu dari Provinsi Aceh, sumber dana APBA,  kelompok tani yang dibantu ada empat, selama ini merupakan binaan pemerintah. Jamur akar putih itu menyerang tanaman karet sehingga produktivitas getah pada batang menurun," sebutnya.

Said Mahjali menuturkan kelompok tani yang menerima bantuan tersebut yakni di Desa Ramiti Kecamatan Sungai Mas, Desa Seunebok Trap Kecamatan Bubon, Desa Pinem Kecamatan Samatiga dan Desa Paya Lumpat di Kecamatan Samatiga.

Serangan jamur tersebut dapat mempengaruhi produktivitas getah dari tanaman karet ketika dideres petani, serangan jamur akar putih bisa membuat batang karet kritis apabila tidak segera ditanggulangi dengan obat-obat khusus.

Said Mahjalin menjelaskan adapun faktor yang menyebabkan munculnya jamur akar putih menyerang tanaman karet karena tingginya intensitas curah hujan, air yang berlebihan pada batang karet juga membuat kualitas getah tidak bagus.

"Penyebabnya curah hujan tinggi, memang tanaman karet itu butuh air, tapi kalau kelebihan air juga akan ada dampak lain, ya seperti jamur akar putih. Karena itu juga kualitas getah karet petani kita rendah, harganya pun jadi lebih jatuh," tuturnya.

Ia menyampaikan Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 12 kecamatan memiliki luas area perkebunan karet mencapai 25 ribu hektare lebih, sebagian besar sudah tidak produktif karena tidak di deres petani sebab rendahnya harga tampung komoditas itu yaitu Rp7.400 perkilogram.

Rendahnya harga tampung getah karet deresan petani karena kondisinya yang kurang bersih, kemudian mahalnya biaya pengiriman bahan baku ke luar Aceh lewat jalur darat, sementara standar harga tampung di Medan Sumatera Utara masih terbatas.

"Apalagi kebutuhan dunia terhadap karet itu akhir-akhir ini rendah, sehingga produksi karet petani di beli penampung lokal lebih rendah, sebab di sini mereka kumpul lagi, sudah banyak baru dikirim ke pasar Medan Sumatera Utara," imbuhnya.

Ia berharap PT Potensi Bumi Sakti (PBS) yang sudah hadir dan membangun usaha di daerah itu segera beroperasi, membuka kebun dan menampung getah karet petani, kemudian mengolah bahan baku menjadi barang jadi seperti yang pernah dijanjikan.

Kata Said, perusahaan itu sebelumnya telah berkomitmen mendirikan industri pengolah karet mentah menjadi Sit atau karet yang diasap menjadi produk jadi, seperti ban kendaraan, sendal, alas sepatu, sarung tangan dan sebagainya.

"Kita harapkan PT PBS ini segera beroperasi, dengan kehadiran mereka mengelola HGU perkebunan karet dan rencana mendirikan industri hilirinya, itu akan meningkatkan harga tampung karet petani ke depan," katanya menambahkan.


Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017