Meulaboh (ANTARA Aceh) - Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Edison menyatakan, pihaknya mendatangkan dua unit mobil tanki air dari Provinsi Aceh untuk membantu penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Kita akan mendatangkan lagi dua unit mobil tanki air, sebab kawasan titik api yang terbakar hutan dan lahan jauh, tidak bisa diakses mobil pemadam kebakaran (damkar), kemudian juga tidak tersedia sumber air di lokasi itu," katanya di Meulaboh, Senin.

Hal itu disampaikan usai rapat koordinasi lintas sektoral dalam penangananan karhutla yang terjadi sejak beberapa hari terakhir, BPBD Aceh Barat terbatas sarana prasarana sehingga pemadaman terkendala akses jalan dan terkendala tidak ada dana.

Edison menyampaikan, dua unit armada Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) itu, sebelumnya disiagakan di Aceh Barat karena bencana karhutla pada Juli 2017, kemudian sudah ditarik kembali ke provinsi, setelah tanggap darurat karhutla ditutup.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Meulaboh meriliskan, ada 45 titik api (hotspot) pada dua kabupaten wilayahnya, yakni 23 titik di Kabupaten Aceh Barat tersebar di beberapa kecamatan dan 22 titik api di Nagan Raya.

Menurut Edison, data yang dikirimkan BMKG tersebut tidak salah, hanya saja banyak titik api yang disebutkan itu tidak terkases pihaknya, maupun laporan dari pihak TNI, Polri serta unsur terkait lainnya di daerah tersebut.

"Sampai hari ini, data karhutla di Aceh Barat pada empat kecamatan, dua lokasi yang terparah, mungkin ada kawasan tertentu yang memang tidak terakses dan terpantau oleh kita, ini berdasar laporan pihak-pihak terkait dalam penanganan karhutla, kali ini,"jelasnya.

Upaya yang dilakukan BPBD sebutnya, melakukan pemantauan di kawasan yang terjadi kebakaran lahan bergambut, tujuannya untuk melaporkan kondisi perkembangan, namun pemadaman baru dilakukan ketika sudah mendekati pemukiman maupun rumah warga.

Sebab kata Edison, tidak banyak yang bisa dilakukan ditengah serba keterbatasan tersebut, sementara terkait dengan meminta bantuan pada pemerintah atasan akan ditindaklanjuti berdasarkan petunjuk kepala daerah setempat.

Pada bencana karhutla Juli hingga Agustus 2017 di Aceh Barat, ditemukan seluas 222,5 hektare hutan dan lahan bergambut yang terbakar, namun pada kejadian sejak beberapa hari terakhir ini belum didapati data karena masih dalam upaya penanganan terpadu.

"Belum ada data, kami masih terus melakukan pemantauan, terutama kawasan-kawasan yang rawan kebakaran hutan dan lahan. Kemudian yang utama memantau area yang berpotensi mendekati pemukiman dan rumah penduduk," katanya menambahkan.


Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017