Meulaboh (ANTARA Aceh) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Barat, Provinsi Aceh mengklaim bahwa daerahnya sudah terbebas atau eleminasi dari kasus malaria karena gigitan nyamuk yang menyebabkan kasus tersebut hingga 2017.

"Alhamdulillah, Aceh Barat sudah sejak 2015 eleminasi malaria, tidak ada lagi kasus malaria yang kita temukan berasal dari lokal. Kalaupun ada umpamanya demam atau penanganan malaria, itu dari kabupaten tetangga atau daerah lain," kata Kasi pencegahan penyakit menular pada Dinkes Aceh Barat, Rasmuddin, di Meulaboh, Selasa.

Hal itu disampaikan disela-sela kegiatan pelatihan "Kader Malaria Desa" di Aula Setdakab, yang diikuti oleh 100 orang kader dari tiga kecamatan yang selama ini disebut kawasan endemik malaria di Kabupaten Aceh Barat.

Rasmuddin, menjelaskan, tim penilai dari Kementrian Kesehatan RI sudah turun ke Aceh Barat untuk memastikan hal tersebut, karenanya pada 2018 mendatang Pemkab Aceh Barat, besar kemungkinan akan mendapat penghargaan berupa sertifikat eleminasi malaria Indonesia.

Ia menyampaikan, kader malaria desa yang mengikuti pelatihan itu, sudah bekerja keras dan mampu mendeteksi gejala penyakit malaria karena gigitan nyamuk, sehingga dengan cepat dilakukan upaya intervensi kesehatan.

"Kader kita ini mampu mendeteksi, apabila mendapati masyarakat demam, bisa di ambil sample darahnya untuk pemeriksaan dengan peralatan. Apabila ada gejala positif, maka langsung di bawa ke rumah sakit. Karena itu selama ini atau tiga tahun berjalan, tidak ada lagi kasus malaria di Aceh Barat," tegasnya.

Sementara itu, Kasi sumber daya manusia kesehatan (SDMK) Dinkes Aceh Barat, Nasri, menambahkan, ada tiga kecamatan yang selama ini menjadi titik fokus kewaspadaan malaria, seperti Sungai Mas, Woyla Barat dan Woyla Induk.

"Tidak ada lagi kasus maria setempat dalam tiga tahun ini, demam malaria ada, cuma kasus di tempat kawasan endemik sudah tidak ada. Yang ada impor dari dari pekerja kawasan tambang, umpamanya, mereka dari luar bawa penyakit itu," jelasnya.

Lebih lanjut, Nasri, mengungkapkan, kader malaria desa ditekankan pada pengendalian sektor pencegahan, seperti anjuran menggunakan kelambu, pembersihan saluran air agar tidak tergenang, bahkan pemeriksaan langsung untuk melihat gejala malaria.

Dengan mendapat predikat daerah eleminasi malaria, maka kader malaria desa tersebut, akan terus dilibatkan untuk upaya-upaya pencegahan, seperti sosialisasi di tingkat desa menyangkut prilaku hidup bersih lingkungan.

"Mereka ini juga kita manfaatkan untuk kegiatan penyemprotan ke rumah, menangkap nyamuk atau jentik penyebab malaria, makanya lebih cenderung 80 persen kader adalah laki-laki, agar bisa kerja malam hari," katanya menambahkan.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017