Meulaboh (Antaranews) - Kelompok swadaya masyarakat (KSM) Kabel Sejahtera, Desa Kampung Belakang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, kesulitan mendapat bahan baku sampah anorganik untuk kegiatan bisnisnya.

Ketua KSM Kabel Sejahtera, Zulfahmi di Meulaboh, Senin mengatakan, industri pengolahan sampah menjadi bahan setengah jadi dikelola mereka membutuhkan 4 ton/bulan sampah plastik seperti kemasan air diolah menjadi cacahan plastik.

"Idealnya untuk kebutuhan bahan baku olahan 4 hingga 5 ton per bulannya, namun karena keterbatasan pasokan dan terbatasnya lokasi untuk penjemuran. Selama ini produksi cacahan plastik kita jauh lebih rendah dari target maksimal," sebutnya.

Ia menjelaskan, prasarana bantuan pemerintah melalui dana APBN 2016 itu, dengan kapasitas mesin produksi 100 Kg/jam, bahan baku yang bisa diolah seperti botol air mineral, kemasan air mineral serta plastik sejenisnya yang dijual masyarakat.

Zulfahmi menyampaikan, KSM Kabel Sejahtera menampung sampah plastik yang dijual oleh masyarakat seharga Rp2.500/Kg untuk jenis A3, kemudian setelah diolah menjadi bahan cacahan plastik dijual ke pasar pengumpul seharga Rp5.400/Kg.

Sementara untuk jenis A1 seharga Rp6.500/Kg dan mereka jual ke luar seharga Rp9.700-Rp10.500/Kg, sampah plastik A3 berupa kemasan air mineral yang belum dibersihkan, sementara plastik jenis A1 adalah sampah yang hanya tinggal dicacah.

"Mesin bantuan ini bisa berproduksi 100 kilogram per hari, dalam 22 hari atau satu bulan, kita bisa dapat berproduksi 3,4 ton. Nilai produksi itu tidak semuanya bersih, 30 persen kami anggap penyusutan dari sampah plastik ini," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, usaha tersebut berawal dari suntikan dana desa yang memacu produktivitas masyarakat untuk mengembangkan usaha, kemudian terbentuk satu KSM yang beranggotakan sejumlah warga lokal desa untuk mengelola usaha itu.

Zulfahmi menyampaikan, dirinya bermaksud mendorong pihak desa lain, termasuk lembaga sekolah untuk mengelola sampah anorganik dengan menyediakan bank sampah, kemudian dijual kepada KSM Kabel Sejahtera dengan harga yang sesuai.

Kemudian juga akan mengembangkan usaha itu sehingga bisa menampung tenaga kerja lokal lebih banyak, sebab selama ini usaha desa tersebut hanya mempekerjakan tiga orang sehingga produksi bahan baku juga masih terbatas.

"Kita menginginkan seperti itu, sekolah-sekolah dan desa bisa membuat bank sampah, kami siap menjemput membeli. Sebenarnya dari produksi sampah yang dikelola oleh pemerintah daerah juga bisa dipilah untuk kita beli," katanya menambahkan.

Zulfahmi menyampaikan, tidak semua sampah atau limbah bisa mereka olah karena mesin yang mereka miliki hanya untuk beberapa jenis limbah, karena itu tidak mudah mendapatkan pasokan bahan baku sampah plastik anorganik yang maksimal.


Pewarta: Anwar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018