Langsa (Antaranews Aceh) - Para petani di Kota Langsa, Provinsi Aceh, mengeluhkan kelangkaan ketersediaan pupuk jenis urea di pasaran, sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi turunnya produktivitas tanaman padi mereka.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa, Zulkifli di Langsa, Rabu menuturkan, sejak dua pekan ini terjadi kelangkaan pupuk sehingga meresahkan sedikitnya 186 kelompok tani di daerah itu.

Menurut dia, sejak awal musim tanam tahun 2017/2018, pihaknya telah menyusun rencana defenitif kebutuhan kelompok (RDKK) yang diserahkan ke pihak Dinas Pertanian setempat.

Dari RDKK tersebut, kata Zulkifli, telah tercantum kebutuhan riil mulai bibit hingga sejumlah jenis pupuk yang dibutuhkan petani, agar mampu menghasilkan panen maksimal.

"Sekarang pupuk urea langka. Padahal, kita sudah susun RDKK sebagai pedoman pemerintah dalam menjamin kebutuhan petani, termasuk pupuk," sebutnya.

Akan tetapi, lanjut dia, kenyataannya di lapangan sangat sulit menemukan pupuk urea di pasaran.

"Kita datang ke pengecer pupuk, katanya habis. Akibatnya, ratusan hektare areal sawah terancap gagal panen," tutur Zulkifli.

"Daun padi sudah mulai kuning. Ini tandanya sudah harus diberikan pupuk. Tapi nyatanya pupuk tidak tersedia," tambah dia.

Dia berharap pemerintah melalui dinas terkait bisa memberikan solusi konkrit dan menjamin ketersediaan pupuk bagi petani.

Kecamatan Langsa Timur merupakan sentra pertanian di Kota Langsa. Kawasan ini sedikitnya terdapat 1.600 hektare lahan persawahan yang digarap masyarakat petani.

Ketua KTNA Kecamatan Langsa Zulkifli

Zulkifli menyampaikan, dari jumlah areal persawahan yang digarap petani, terdapat sejumlah varietas padi unggulan.

"Lebih kurang 1.600 hektare ditanami beragam varietas padi seperti arize, inpari 30 dan 32, mekonga dan CBD," sebut Zulkifli.

Menurut dia, biasanya hasil panen petani di daerah itu mencapai 6-7 ton per hektare. Atau bisa mencapai 9.600 ton, untuk satu kali musim tanam.

Musim tanam di Kecamatan Langsa Timur, yang merupakan kawasan sentra pertanian dalam wilayah Kota Langsa, adalah dua kali dalam setahun.

Sehingga hasil produksi gabah yang dihasilkan mencapai 19.200 ton per tahunnya. Jumlah tersebut, lanjut dia, sepertinya mampu memenuhi kebutuhan beras di Kota Langsa.

Namun, Zulkifli mengaku harga jual gabah petani lokal masih sangat minim yakni Rp5.200-5.300/Kg, dibawah standar pembelian gabah Rp5.800/Kg.

Pewarta: Putra Zulfirman

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018